Pasien Asal Kabupaten Semarang Dan Grobogan Terbanyak Di RSUD Salatiga

Sekda Kota Salatiga Wuri Pujiastuti/RMOLJateng
Sekda Kota Salatiga Wuri Pujiastuti/RMOLJateng

Sekda Kota Salatiga Wuri Pujiastuti menyebutkan, jika pasien terbanyak di RSUD Salatiga justru ber-KTP di luar Salatiga.


"Hampir 60 persen itu pasien RSUD Salatiga dari Kabupaten Semarang dan Kabupaten Purwodadi," kata Wuri Pujiastuti kepada wartawan, Rabu (21/7).

Sementara, warga Salatiga yang dirawat di Rumah Sakit (RS) plat merah milik Pemkot Salatiga itu justru lebih sedikit.

Sedikitnya jumlah pasien ber-KTP Salatiga bukan tanpa alasan, terutama saat pandemi Covid-19.   Wuri menerangkan, keengganan warga Salatiga untuk menunggu antrian, salah satu alasan dominasi pasien berasal dari luar kota.

"Ketika pihak manajemen RSUD Salatiga telah menyampaikan bed penuh, menunggu sampai ada yang kosong, sebagian besar warga kita enggan menunggu. Lainnya halnya warga luar Salatiga, mereka rela menunggu di tenda/ barak yang disediakan di depan IGD," paparnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Salatiga Dance Ishak Palit meminta masyarakat tidak selalu menyalahkan tenaga kesehatan Nakes karena keterlambatan penanganan pasien Covid-19 di RSUD Salatiga atau RS di wilayah Salatiga.

"Ketika Nakes ini mundur siapa yang akan repot. Jadi sangat dipahami ketika sumber daya manusia (SDM) nakes saat ini minim, sehingga imbasnya pelayanan konsentrasi terpecah," paparnya.