Pematangan Pencapresan Prabowo Belum Mulus

Langkah Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, mendapatkan tiket menjadi calon presiden pada Pilpres 2019 masih belum pasti. Alasannya, dukungan untuk Prabowo  belum matang seiring dengan masing-masing partai yang memiliki figur untuk jadi cawapresnya.


Pada Senin (30/7), Prabowo bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta. Usai pertemuan selama tiga jam, Partai Gerindra dan Demokrat sepakat berkoalisi pada Pemilu 2019.

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lili Romli menyampaikan, pematangan koalisi pendukung Prabowo tidak akan mulus karena selain Demokrat, masih ada PKS yang mengajukan nama kadernya untuk jadi cawapres.

"Masing-masing partai punya calon, pembahasan koalisi pasti akan alot," kata Lili di Jakarta, Selasa (31/7) seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL

Jika menghitung secara politik, peluang Partai Demokrat lebih terbuka mengajukan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cawapres Prabowo. Pasalnya, AHY sudah populer, elektabilitasnya cukup tinggi, dan punya modal logistik kuat dari Partai Demokrat.

Meski demikian, hal itu akan menimbulkan friksi dengan PKS yang setia berkoalisi mendukung Prabowo sejak Pilpres 2014.

Apalagi PKS ngotot kadernya jadi cawapres pada Pilpres 2019. Sekretaris Jenderal PKS Mustafa Kamal menyatakan partainya punya segudang kader mumpuni untuk diajukan menjadi capres atau cawapres.

Sejak jauh hari, PKS sudah menyiapkan sembilan nama untuk jadi cawapres Prabowo pada Pemilu 2019. Namun hingga kini Prabowo belum memilih nama cawapres dari daftar yang diajukan PKS.

"Ini kan pertimbangannya cottail effect. Mencari figur yang bisa menambah elektabilitas Prabowo untuk mengimbangi elektabilitas tinggi Pak Jokowi," ujar Lili.