Pemkot Salatiga Tetapkan Fokus Percepatan Penanganan Stunting di Tujuh Lokasi

Pemerintah Kota Salatiga menetapkan lokasi fokus percepatan penanganan stunting di tujuh kelurahan.


Diantaranya Kelurahan Tegalrejo, Kelurahan Mangunsari, Kelurahan Sidorejo Kidul, Kelurahan Kutowinangun Lor, Kelurahan Dukuh, Kelurahan Randuacir dan Kelurahan Kecandran.

Hal tersebut disampaikan Wali Kota Salatiga Yuliyanto saat Rembug Stunting Kota Salatiga tahun 2021, di Rumah Dinas Wali Kota, Kamis (28/10). 

Hadir dalam kesempatan itu, istri Wali Kota Titik Kirnaningsih Yuliyanto, Ketua DPRD Salatiga, Dance Ishak Palit., M.Si, Sekda Kota Salatiga, Ir. Wuri Pujiastuti, MM dan Kepala OPD di Pemerintah Kota Salatiga.

"Pemerintah Kota Salatiga terus  melakukan berbagai upaya untuk menurunkan prevalensi stunting. Dimana penurunan angka stunting ini dapat diwujudkan dari  kerjasama berbagai pihak," ujar Wali Kota. 

'Rembug Stunting' Kota Salatiga tahun 2021, diakuinya dalam rangka untuk menurunkan angka stunting di Kota Salatiga.

Rembug Stunting sekaligus wujud aksi konvergensi stunting mewujudkan sumber daya manusia yang unggul menuju Indonesia maju. 

"Saya berpesan untuk urusan yang gampang seperti ini, jangan dipersulit, apalagi untuk anak-anak kita untuk generasi bangsa, apabila ada segera di tangani. Kita bersama-sama membantu penanganan warga salatiga yang terkena stunting," pinta Wali Kota. 

Penurunan angka stunting memerlukan kerjasama semua pihak, karena percepatan penurunan stunting tidak mungkin dilakukan oleh satu OPD saja, tetapi memerlukan keterlibatan dan OPD lain. 

Bahkan dari lembaga non pemerintah, seperti dunia usaha, akademisi dan juga lembaga swadaya masyarakat. 

"Untuk itu, pemerintah juga mendukung peningkatan kualitas gizi dan kesehatan pada anak dan ibu hamil, seperti akses air, sanitasi, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), akses pangan bergizi, serta perilaku hidup bersih dan sehat," tandasnya. 

Sementara, berdasarkan data hasil Survei Status Gizi Indonesia yang dilakukan oleh Kementrian kesehatan pada tahun 2019, prevalensi stunting pada balita tercatat 27,76 % yang artinya satu dari empat anak balita Indonesia mengalami stunting.

"Mudah-mudahan dengan niat baik kita, anak-anak di Salatiga bisa terentaskan dari stunting," imbuhnya.