Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menghimbau kepada pelaku usaha kuliner untuk memberikan harga yang wajar kepada konsumen saat masa libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru).
- Masjid Agung Demak, Destinasi Terpopuler Ketiga se-Jateng
- Wahana Baru ‘Goles’ Sambut Pengunjung Owabong Waterpark
- Piknik Virtual Semarang Zoo, Trik Bertahan Ditengah Hantaman PPKM Darurat
Baca Juga
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Wing Wiyarso mengatakan meminta kepada pelaku usaha dan masyarakat Kota Semarang untuk bisa ramah dalam menyambut wisatawan yang datang ke Kota Semarang baik dari luar kota maupun luar negeri.
“Kami berharap bukan hanya para pengelola wisata saja tapi seluruh warga masyarakat kota Semarang ikut membantu pemerintah kota Semarang dalam menerima kunjungan para wisatawan di Kota Semarang,” kata Wing kepada RMOLJateng, Jumat (23/12).
Selain bersikap ramah kepada para wisatawan, pihaknya juga mengingatkan kepada pelaku usaha khususnya kuliner agar memberikan harga sewajarnya.
Ia meminta kepada pelaku usaha kuliner untuk mencantumkan juga harga didalam menu makanan yang dijualnya.
Pasalnya, Wing mengaku sudah ada aduan terkait dengan adanya pelaku usaha yang menjual dagangannya dengan harga tidak wajar atau terlalu mahal.
“Kami sudah mulai ini melihat mencium atau mendengar ada beberapa pengaduan walaupun kami buktikan belum terbukti, kami harap tidak ada pengemplangan harga yang tidak wajar,” ucapnya.
Ia meminta agar pelaku usaha di Kota Semarang tetap bisa menjaga nama baik Kota Semarang dengan tidak memberikan harga jual dagangan terlalu tinggi dari harga pasaran yang ada.
“Ketika ada wisatawan yang jauh ya berikan harga yang wajar yang normal kalau naik pun ya jangan yang kebangetan karena kemarin sudah ada yang komplain masalah seperti itu dan ini sedang kita tindak lanjuti,” bebernya.
Wing menyebut Kota Semarang menjadi salah satu kota tujuan pecinta kuliner karena memang ragam kuliner yang ada di Kota Semarang begitu banyak.
Ia meminta agar citra tersebut tidak rusak dengan adanya oknum yang menjual makanan melebihi harga standar.
“Jadi mohon nanti teman-teman para pengelola kegiatan di Kota Semarang menjaga nama baik kota Semarang karena Semarang ini menjadi jujukan kuliner dari para wisatawan jangan sampai nanti terjadi makan dua orang tiga orang bayarnya jutaan,” pungkasnya.
- Pemasaran Pariwisata Lebih Efektif Ditempuh Lewat Akses Internet
- Menparekraf Apresiasi Keputusan Baim Wong Melepas CFW dari HAKI
- Desa Wisata Perlu Dorongan Maksimal