Peningkatan 10 Persen Produksi Pertanian Dorong PDRB 0,403 Persen

Bank Indonesia Perwakjlan Jawa Tengah memperkirakan peningkatan 10 persen produksi pertanian akan mendorong Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 0,403 persen.


“Sektor pertanian berkontribusi sebesar 14,64% dalam perekonomian di Jawa Tengah. Peningkatan produksi pertanian juga berdampak pada penurunan inflasi sebesar 0,03%,” ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra di sela-sela High Level Meeting KERIS (Koridor Ekonomi, Perdagangan, Investasi, Pariwisata) JATENG, di Kota Semarang, Kamis (16/2). 

Jawa Tengah, lanjut dia, sebagai salah satu lumbung pangan Indonesia harus diperkuat dengan hilirisasi pertanian. Selain sektor unggulan juga meningkatkan ketahanan pangan, kesejahteraan masyarakat sekaligus turut menjaga pencapaian inflasi yang stabil. 

“Saat ini perekonomian Jawa Tengah masih didominasi oleh industri pengolahan dengan pangsa 33%,” sambung Rahmat. 

Dia melanjutkan, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah sepanjang tahun 2022 mencapai 5,31% (yoy), lebih baik dibandingkan 2021 yang sebesar 3,33% (yoy). 

Pertumbuhan tinggi didorong oleh konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, kinerja investasi, perdagangan, dan pariwisata yang membaik.

Melalui kegiatan HLM KERIS JATENG ini, harap dia, seluruh pihak dapat memperkuat sinergi dalam menentukan arah kebijakan dalam pengembangan investasi, perdagangan, dan pariwisata di Jawa Tengah. 

“Kami juga berharap seluruh pihak memiliki persepsi dan komitmen yang sama bersama KERIS JATENG untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah,” terang dia. 

Untuk mendukung fasilitasi dan koordinasi, KERIS JATENG telah memiliki official office atau sekretariat yang bertempat di Kantor Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah lantai 2. 

Ruangan ini terbuka bagi seluruh anggota KERIS JATENG, khususnya dalam pelaksanaan proses diskusi dan sinergi terkait investasi, perdagangan, dan pariwisata Jawa Tengah.