Pesan Dokter Spesialis Jantung RS UNS Terkait Kesehatan Jantung

Penyakit jantung menjadi salah satu penyebab utama kematian mendadak yang, banyak terjadi tidak hanya di Indonesia namun juga di seluruh dunia.


Penyakit jantung menjadi salah satu penyebab utama kematian mendadak yang, banyak terjadi tidak hanya di Indonesia namun juga di seluruh dunia.

Dokter spesialis jantung Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Habibie Arifianto mengatakan, ancaman kesehatan terhadap jantung sangat beragam dan berisiko dialami oleh sejumlah orang yang memiliki riwayat penyakit jantung.

Salah satu contoh kasus yang baru saja terjadi adalah meninggalnya pesepakbola Tim Nasional Sepakbola Denmark, Christian Eriksen dan juga pebulutangkis Indonesia Markis Kido.

Menurut Habibie, resiko serangan jantung bagi atlet sama dengan risiko serangan jantung atau henti jantung mendadak pada populasi umum. Apalagi bagi yang sudah ada faktor risiko penyakit jantung koroner atau risiko keluarga dengan henti jantung mendadak.

"Terlebih lagi bagi yang sudah ada faktor risiko penyakit jantung koroner atau risiko keluarga dengan henti jantung mendadak, " jelasnya, Rabu (16/6).

Dirinya mengatakan, dilihat dari cakupan penyakit jantung, dapat ditemukan kasus penyakit jantung koroner, penyakit jantung katup, penyakit gagal jantung, sampai gangguan irama.

Sedangkan, serangan jantung adalah episode kurangnya oksigen dalam otot jantung yang diakibatkan karena tersumbatnya pembuluh darah koroner secara tiba-tiba.

"Pasien akan merasakan nyeri dada hebat, ampeg, dan panas yang mendadak. Dimana keadaan jantung secara tiba-tiba berhenti melakukan fungsi pompa sehingga darah tidak dapat tersirkulasi. Henti jantung mendadak inilah yang sering menyebabkan kematian mendadak,†ujarnya.

Untuk itu, Habibie membeberkan sejumlah cara pencegahan cardiac arrest dan penanganan pertama pada orang yang mengalami serangan jantung.

Untuk cardiac arrest, hal pertama adalah penelusuran adakah riwayat keluarga yang meninggal mendadak di usia muda. Artinya jika terjadi kasus demikian cara pencegahannya dengan melakukan medical check up ke dokter jantung.

"Tujuannya, untuk dinilai apakah orang yang bersangkutan memiliki risiko tinggi terjadinya cardiac arrest mendadak di masa depan atau tidak," terangnya.

Sementara itu, cara penanganan pertama pada orang yang mengalami serangan jantung, yang dapat dilakukan adalah segera mencari pertolongan.

Selain itu, penolong juga bisa mengecek kesadaran orang yang terkena serangan jantung dengan meraba nadi di pergelangan tangan atau leher.

Apabila tidak didapatkan nadi, bisa memulai resusitasi jantung paru atau pijat jantung luar dan bantuan napas, yang lainnya bisa menghubungi ambulans untuk dapat segera membawa korban ke rumah sakit,†jelas Habibie.

Disamping itu, hal lain yang perlu diketahui jika akan menolong orang terkena serangan jantung harus diperhatikan posisinya. Memastikan tubuhnya dalam kondisi telentang dengan alas yang keras. Dengan posisi ini memungkinkan dilakukannya pijat jantung luar.

"Karena jika orang yang terkena serangan jantung dalam posisi duduk, dikhawatirkan pompa darah dari jantung ke otak semakin sulit. Sehingga membuat orang yang terkena serangan jantung akan semakin tidak sadar dan mempersulit pertolongan pijat jantung luar,"ungkapnya.

Bagi mereka yang hobi olahraga, Habibie berpesan agar memahami kondisi tubuhnya sendiri. Terlebih lagi bila memiliki risiko penyakit jantung atau serangan jantung, hindari olahraga yang bersifat kompetitif.

Pasien harus tahu kapan harus berhenti apabila mulai dirasakan dada tidak nyaman. Termasuk memahami durasi olahraga yang aman bagi pasien jantung yang berisiko mengalami serangan jantung harus ditentukan berdasarkan uji latih jantung yang dilakukan oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah,†pungkasnya. [sth]