Kasus cacar monyet atau monkeypox disinyalir belum ditemukan di Jawa Tengah.
- Kabar Gembira bagi Pasien Syaraf, RS Sarkies Kudus Hadirkan Hidroterapi dan Kolam Renang Terapi
- Pertama di Jateng, Penyandang Thalasemia di Banyumas Terima Vaksin Covid
- Beredar Video Vaksinator Tak Suntikan Vaksin, Ini Tanggapan DKK Semarang
Baca Juga
Seperti diungkapkan Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Tengah, DR dr Renni Yuniati mengatakan, virus cacar monyet ini juga menjadi fokus IDI.
Menurutnya, cacar monyet merupakan zoonosis, yakni penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia. Bahkan setelah manusia tertular, virus ini bisa menularkan antar manusia. Bisa langsung bisa juga melalui benda benda.
"Jadi seperti covid, virus ini merendahkan daya tahan tubuh, sehingga bakteri lain bisa masuk. Jadi penanganannya pun seperti covid," kata dr Renni saat di Solo, Minggu (5/6).
Gejala orang terpapar cacar monyet ini cukup unik, orang yang terinfeksi cacar monyet akan menunjukkan kondisi kulit yang penuh dengan ruam-ruam akut, hingga muncul jerawat keras. Penderita juga akan mengalami panas dingin, batuk, dan pusing.
"Diawali dari tanda ruam diwajah kemudian ruam akan merata ke seluruh tubuh, bila daya tahan tubuh terus menurun pasien bisa meninggal, tapi meninggalnya karena komorbid," ucapnya.
Penanganan orang terpapar virus cacar monyet ini untuk sementara seperti penanganan Covid-19. Selain itu, pasien akan diberikan antibiotik, vitamin, dan obat antivirus. Kendati demikian, rasio kematian akibat virus ini tergolong rendah.
- Tinggal 21 Orang Terkonfirmasi Positif, Kelurahan Pedurungan Tengah Targetkan 500 Vaksin Sehari
- Kejari Sukoharjo Vaksin 200 Disabilitas
- Wakil Ketua DPRD Jateng Apresiasi Langkah Semua Pihak Upayakan Percepatan Vaksinasi Di Jawa Tengah