Hasil yang diumumkan Dewan Pemilu Turki menempatkan petahana Presiden Recep Tayyip Erdogan mampu merebut suara mayoritas, meskipun tidak mencapai 50 persen yang diharapkan.
- Dua Pekerja Indonesia di Taiwan Didenda Rp 139 Juta karena Tinggalkan Hotel Karantina Selama Satu Menit
- Nadia Kahf Jadi Hakim Berjilbab Pertama di Pengadilan AS
- Taliban Kuasai Setengah Dari Pusat Distrik Di Afghanistan
Baca Juga
Kenyataan bahwa Erdogan masih lebih unggul, seolah mengecoh ramalan sejumlah lembaga survei sebelumnya menjagokan Kemal Kilicdaroglu.
Jajak pendapat dari banyak perusahaan selama berminggu-minggu sebelum pemilu, menunjukkan Kilicdaroglu lebih unggul dibanding Erdogan. Erdogan yang mulai diserang kritik keras karena penanganan gempa yang lambat serta inflasi yang melonjak, seolah akan segera ditinggalkan pendukungnya.
Namun hasil hari Minggu (14/5) membalikkan semua ramalan. Erdogan memenangkan 49,5 persen suara dan Kilicdaroglu dengan 44,96 persen, dengan 99 persen kotak suara telah dihitung. Tidak ada kandidat yang mendapatkan lebih dari 50 persen, sehingga pemungutan suara dilanjutkan ke putaran kedua.
Salah satu perusahaan jajak pendapat, MAK, dalam survei yang diterbitkan pada 7 Mei, menunjukkan Kilicdaroglu menang 50,9 persen suara dalam pemilihan presiden, cukup untuk mengamankan kemenangan di putaran pertama.
Ketua MAK Mehmet Ali Kulat mengatakan, melakukan survei lebih rumit karena faktor-faktor termasuk gempa besar yang melanda Turkiye pada Februari, dan bulan suci Ramadhan, yang berlangsung dari Maret hingga April.
“Ada periode 20 hari setelah Ramadhan dan Anda tidak dapat melakukan pemungutan suara secara legal dalam sepuluh hari terakhir. Ini membuat kami menyimpang lebih jauh. Tapi, sebagai perusahaan riset, kita tidak boleh mencari alasan,” katanya kepada Reuters.
Sebelum pemilihan, Erdogan dengan yakin mengatakan bahwa semua survei yang dilakukan dengan menggunakan teknik yang tepat akan menunjukkan bahwa merekalah yang unggul. Namun begitu, ia mengingatkan, kemenangan tidak bergantung dari hasil survei atau kampanye media sosial.
Ketua MHP Devlet Bahceli juga mengecam lembaga survei, menudingnya memanipulasi hasil survei, yang mengklaim bahwa suara partainya menukik tajam.
MHP memenangkan 10 persen pemilihan parlemen dan akan mengirimkan 50 anggota parlemen ke Parlemen Turki. Survei, bagaimana pun, tidak menjadi patokan tepat, kecuali sebagai gambaran saja. Kepala Strategi Pasar negara berkembang di SEB, Erik Meyersson, mengatakan jajak pendapat di Turkiye, seperti di banyak negara lain, seringkali bisa menyesatkan, termasuk orang yang tidak jujur tentang siapa yang akan mereka pilih.
- Harapan Xi Jinping pada Kanselir Jerman Olaf Scholz Baru
- Kazakhstan Bantu Padamkan Kebakaran Hutan Turki Kirimkan Dua Helikopter
- "Susi Susanti: Love All" Sukses Pukau Penonton Beijing International Film Festival