Pidato Prabowo Soal Etik, Blunder dan Deligitimasi Gemoy

Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia. dok
Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia. dok

Potongan video Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto viral di media sosial. Di forum tertutup rakernas Partai Gerindra, Capres Nomor urut 02 itu sempat mengatakan "ndasmu Etik" merespon pertanyaan Capres nomor urut 1 Anies Baswedan dalam debat capres digelar KPU RI, Selasa (12/12).


Menanggapi hal ini Akademisi Fisipol Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia, mengatakan, pernyataan "ndasmu Etik" oleh Prabowo Subianto itu cenderung mendeligitimasi citra gemoy telah dibangunnya selama ini. 

"Pernyataan yang viral itu cenderung menunjukkan wajah aslinya, gemoy itu hanya gimick, sehingga manifes asli atau wujud asli dari gemoy itu nyatanya emosian. Kemudian cara pandangnya sangat emosional, ini saya kira malah justru menjadi blunder bagi capres 02," kata Alfath, saat dihubungi Sabtu (16/12).

Menurut Alfath, pernyataan "Ndasmu Etik" menunjukkan sikap Prabowo Subianto tidak menjadikan etika sebagai insipirasi dan kekuatan perjuangan politik karena menganggap etik merupakan sesuatu tidak penting. 

"Padahal etika politik merupakan hal penting dalam kehidupan berdemokrasi kita, karena etika merupakan kompas moralitas ini baik atau buruk, ini voice atau noice," tutur Alfath

Alfath tidak setuju jika perkataan yang disampaikan dalam rakornas internal partai tersebut sebagai candaan. Dia beralasan, apabila diamati dari gestur tubuh Prabowo terlihat ada tendensi emosional.

"Kalau dilihat berulang-ulang ada tendensi agak emosional, gestur menunjukkan itu tidak bercanda. Kalau dalam strategi komunikasi politik yang saya pelajari ada gestur yang tidak pas dari beliau (Prabowo)," jelas Alfath.

Sementara itu, CO Founder Generasi Perintis, Muhammad Syaeful Mujab, sangat menyayangkan pernyataan dari calon presiden ke depannya akan memimpin Indonesia. Menurut Mujab, pernyataan ini menunjukkan sikap yang meremehkan etika berdemokrasi dan bernegara.

"Ini menunjukkan ada sikap yang  meremehkan etika berdemokrasi di negara ini. Karena ucapan yang disampaikan berkaitan dengan keputusan pelanggaran Etika yang diputuskan oleh MKMK beberapa waktu lalu. Padahal MKMK merupakan institusi demokrasi, maka ini menunjukkan sikap yang mengabaikan etika demokrasi bahkan merendahkan institusi demokrasi," ucap Mujab.

Muja khawatir pernyataan itu menjadi kebiasaan apabila Prabowo terpilih menjadi pemimpin bangsa.

"Yang kita khawatirkan apabila nanti  benar-benar dipilih rakyat akan terjadi pengabaian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan etika demokrasi, sehingga akan berdampak kepada kehidupan berbangsa kita," tutur Mujab.

Sebelumnya, beredar video Capres Nomor urut 2 Prabowo Subianto mengatakan Ndasmu Etik. Prabowo dalam forum tertutup Rakornas Partai Gerindra terlihat menirukan perkataan kompetitornya, Anies Baswedan, saat debat capres Selasa lalu.

“Bagaimana perasaan Mas Prabowo, soal etik? Etik? Etik?” kata Prabowo menirukan Anies sambil menggoyang-goyangkan kepalanya. 

Prabowo kemudian mengatakan “Ndasmu etik,” yang disambut riuh tepuk tangan para peserta Rakornas. Prabowo pun terlihat kembali menirukan pernyataan Anies.

“(Anies bilang) saya ingin baik-baik, aku ingin rukun, aku ingin mari kita maju untuk rakyat, iya kan? (Tapi) habis itu nyerang-nyerang,” ucap Prabowo.