Ketua DPRD Kota Semarang, Kadar Lusman atau yang akrab disapa Pilus mengunjungi rumah keluarga korban meninggal akibat tertimpa pohon jati di kawasan Palir, Kecamatan Ngaliyan yang terjadi satu bulan yang lalu.
- Bawaslu Buka Pendaftaran Panwascam Untuk Pilkada 2024
- Di Kongres Kaum Moeda Indonesia, Bahlil Ajak Generasi Milenial dan Generasi Z Datang ke TPS Pilih Prabowo-Gibran
- Pemilu 2024, ASN Diingatkan Jaga Netralitas dan Tidak Main Politik
Baca Juga
Pilus menyambangi kediaman Susi Handayani yang merupakan istri korban di Kapling Dondong Rt 05 RW 06 Kelurahan Wonosari Kecamatan Ngaliyan. Sesampainya dirumah Susi, Pilus disambut oleh Sulastri yang merupakan ibu kandung dari Susi. Pasalnya saat ini Susi harus dirawat di Rumah Sakit karena kelelahan dan beberapa sakit yang dideritanya saat ini.
Pilus menyaksikan langsung kondisi anak bungsu Susi yang juga menjadi korban kejadian nahas tersebut. Anak kedua Susi ini harus menjalani operasi cangkang kepala sebanyak tiga kali untuk bisa memilihkan kondisinya lagi.
Pilus mengaku prihatin atas kejadian yang menimpa keluarga Susi. Pihaknya memberikan bantuan langsung kepada keluarga Susi yang diterima oleh Sulastri. Bahkan ia akan mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang untuk bisa memberikan pendidikan gratis bagi kedua anak Susi.
“Kami akan dorong Pemkot untuk beri sekolah gratis buat kedua anaknya, kalau Pemkot kan mulai dari TK, SD hingga SMP, lalu untuk SMA nanti akan kaki dorong Pemerintah Provinsi untuk bisa memberikan sekolah gratis juga syukur-syukur bisa sampi kuliah,” kata Pilus saat ditemui dirumah Susi, Sabtu (26/11).
Tak hanya itu, Pilus juga mendorong Pemkot Semarang untuk bisa membuat Peraturan Daerah (Perda) terkait dengan pohon tumbang. Terutama terkait dengan besaran santunan kepada korban yang tertimpa pohon tumbang di wilayah Kota Semarang. Pasalnya selama ini hal tersebut belum ada yang mengatur baik dalam Perwal maupun Perda.
“Karena dianggap musibah jadi tidak ada yang mengatur ganti rugi ke korban. Untuk itu akan kami coba melakukan koordinasi dengan berbagai pihak seperti Pemkot Semarang dan Perhutani,” ungkap Pilus.
Lebih lanjut, Pilus mengatakan yang paling penting saat ini adalah mengembalikan mental dan kondisi Susi serta kedua anaknya pasca kehilangan suami sekaligus ayah bagi anak-anaknya. Ia berharap warga Kota Semarang bisa ikut membantu meringankan beban Susi dengan memberikan sedikit rejekinya.
“Saya berharap ada yang ikut membantu, jika ada rezeki lebih bisa langsung disalurkan ke rumah Susi di RT 05 RW 06, Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang,” ungkap Pilus.
Sementara itu, Sulastri, ibu kandung Susi mengaku sangat sedih melihat kondisi cucunya yang masih harus menjalani operasi dibagian kepala. Terlebih cucu bungsunya ini harus diberikan susu khusus yang diresepkan oleh dokter untuk menunjang kesembuhannya.
Perempuan 53 tahun ini mengaku satu kaleng susu untuk cucunya hanya bisa bertahan untuk satu minggu. Sementara harga satu kaleng susu tersebut sekitar Rp 430 ribu.
“Kalau mau ganti susu tidak bisa karena susu yang diberikan adalah resep dokter,” ucap Sulastri.
Uang santunan dari Perhutani senilai Rp 4,5 juta dan Rp 3 juta juga telah habis untuk biaya pemakaman dan kebutuhan sehari-hari sang cucu seperti membeli susu.
“Uang yang kemarin sudah habis, ya sekarang pakai uang tabungan almarhum suami Susi,” ungkap Sulastri sembari matanya berkaca-kaca.
- Nasdem Tarik Dukungan dari Yoyok Sukawi di Pilwakot Semarang, Bergabung dengan Koalisi Dico?
- Patahkan Mitos, Utusan PKS Ambil 2 Formulir Sekaligus Di PDI-P Salatiga
- KPU Provinsi Jateng Ingatkan KPU Salatiga Usulkan Plh Pengganti Joko Badrun