Rejeki nomplok untuk Mbah Pasiyem terus bertambah. Sejumlah orang yang peduli tidak hanya datang untuk menjenguk lansia lumpuh dan kurang mampu asal Kelurahan Gondoriyo Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang ini, namun juga memberikan perhatian dan banyak hadiah untuk nenek 7 cucu, 3 cicit ini.
- Pemkot Semarang Terus Lakukan Pembangunan Fasilitas Olahraga
- Luhut Sebut Wali Kota Solo 'Agresif' Tangani Pandemi Covid-19
- KPU Karanganyar Patuhi Aturan, Kembalikan Sisa Dana Hibah Pilkada ke Kas Daerah
Baca Juga
Rejeki nomplok untuk Mbah Pasiyem terus bertambah. Sejumlah orang yang peduli tidak hanya datang untuk menjenguk lansia lumpuh dan kurang mampu asal Kelurahan Gondoriyo Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang ini, namun juga memberikan perhatian dan banyak hadiah untuk nenek 7 cucu, 3 cicit ini.
Salah satu penjenguk yang hadir menengok Mbah Pasiyem hari ini adalah pimpinan PT Mandom Indonesia Area Soloraya Agus Kristianto.
Pengusaha yang kerap peduli nasib lansia kurang beruntung ini bersama tim mengunjungi rumah Mbah Pasiyem.
"Mbah usia berapa? Delapan puluh tahun ya? Masih ingat jaman pakai celana karung goni Mbah?" tanya Agus ramah di kamar Mbah Pasiyem, Sabtu (24/4/2021) sore.
Nenek yang tiga tahun terakhir lumpuh karena jatuh ini tampak senyum riang menanggapi candaan Agus.
"Enggeh, menangi jaman kathok karung goni," balas Mbah Pasiyem yang masih berambut hitam legam ini.
Sebelum berlalu dari kamar Mbah Pasiyem, Agus sempat menawari apa keinginan nenek renta ini.
"Kasure kulo mpun atos," jawab Mbah Pasiyem singkat.
Karuan saja permintaan ini ditanggapi dengan gembira oleh Agus.
"Damel tumbas kasur nggeh Mbah," ucap Agus sambil menyerahkan beberapa lembar uang ke tangan Mbah Pasiyem.
Uang kejutan untuk membeli kasur, lemari, makanan, susu dan popok lansia.
Kebahagiaan sang nenek rupanya menyebar ke anak-anaknya yang siang itu sedang berkumpul di rumah Mbah Pasiyem yang sedang direnovasi para donatur dari Jaringan Jurnalis Perempuan dan jajaran Koramil 11 Jambu Kabupaten Semarang.
Pimpinan perusahaan kosmetik ternama di Indonesia ini lantas bergeser ke ruang tengah rumah Kasirah, anak kedua Mbah Pasiyem.
Di rumah sederhana ini Kasirah buka usaha salon kecil-kecilan. Ruang potong rambut jadi satu dengan ruang tamu dan tempat tidur lesehan di depan rak TV.
Salon sangat sederhana. Tak banyak peralatan salon yang dimiliki. Hanya tampak kaca yang ditempel di dinding kayu rumah itu.
Kursi sudah lusuh dan kalep kursi sobek dimana-mana. Di meja alat potong dan pelurus rambut yang ada pun keluaran lama.
"Alhamdulilah meski sederhana begini ada saja yang datang minta potong," kata Kasirah yang memiliki ketrampilan potong rambut cukup bagus.
Meski menjaga kualitas, lulusan sekolah salon Johnny Andrean ini hanya mematok harga 5 ribu rupiah sekali potong rambut.
Agus akhirnya siap memberikan bantuan beberapa produk tata dan perawatan rambut serta sarana persalonan yang bisa mendukung usaha salon kecil Kasirah.
Kejutan lain dari pria asal Semarang ini juga dirasakan beberapa anak cucu dan tetangga Mbah Pasiyem. Rupanya Mbah Pasiyem membawa berkah kebahagiaan untuk sekitar di bulan penuh berkah ini.
- Sekda Salatiga : ASN Pintar Saja Tidak Cukup, Tapi Harus Loyal
- Uji Coba Fly Over Ganepo Dimulai
- Wali Kota Semarang Ajak Pemimpin Daerah Pengayaan Jangka Panjang Kota Pusaka