Pj Bupati Lamban Tangani Banjir, Ketua DPRD Kudus Jengkel

Ketua DPRD Kudus Masan (berkaos garis-garis) memantau dan memimpin aksi gotong royong meninggikan tanggul di sungai Wulan. Arif Edy Purnomo/Dok.RMOLJateng
Ketua DPRD Kudus Masan (berkaos garis-garis) memantau dan memimpin aksi gotong royong meninggikan tanggul di sungai Wulan. Arif Edy Purnomo/Dok.RMOLJateng

Ketua DPRD Kudus, Masan jengkel. Ia menyesalkan lambannya pemangkasan pohon-pohon peneduh yang berada di tepian jalan di Kabupaten Kudus. 

Akibatnya banyak pohon bertumbangan, saat dihantam hujan dan angin dalam beberapa hari ini.

Puncak kekesalan tersebut diungkapkan Ketua DPRD Kudus, Masan, saat memantau ketinggian banjir di sepanjang Sungai Wulan Kudus, Sabtu dinihari (16/3) pukul 02.00 WIB.     

Menurut Masan, tindakan perimbasan (pemangkasan) pohon harus dilakukan Pemkab Kudus melalui Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup( PKPLH) setiap saat. 

Selain itu, tidak harus menunggu musim hujan tiba seperti yang terjadi saat ini. Karena itu, Masan kini mendesak Pemkab Kudus segera membentuk tim khusus untuk melakukan perimbasan pohon.

"Jika alasannya jumlah petugas terbatas, tentunya Penjabat Bupati Kudus bisa melakukan langkah inisiatif dengan menggandeng pihak swasta, termasuk juga PLN,” ujar Masan.

Masan menegaskan, Penjabat Bupati Kudus memiliki kewenangan untuk melibatkan swasta dalam melakukan perimbasan pohon-pohon peneduh yang rawan ambruk.

Tak hanya itu, Masan juga mendesak Penjabat Bupati Kudus segera mengambil langkah taktis untuk menangani persoalan banjir yang kerap terjadi di sejumlah kecamatan di kabupaten setempat.

“Selain penguatan tanggul, luapan air sungai Piji dan Dawe yang memicu banjir di wilayah Kecamatan Mejobo perlu segera dieksekusi oleh Pemkab Kudus,” tegasnya.

Masan menyarankan agar Pemkab Kudus segera membangun cekdam di sungai Piji dan sungai Dawe. Setidaknya dibutuhkan minimal tiga titik cekdam untuk mengendalikan air sungai saat musim hujan.

“Ini persoalan kewenangan saja. Jika ada pelimpahan kewenangan keepada masyarakat desa, tentunya upaya penguatan tanggul bisa segera dilakukan," imbuhnya.

Dalam pemantauan Masan malam itu, elevasi air terus menunjukkan peningkatan di Sungai Wulan akibat intensitas hujan tinggi. 

Kondisi tersebut, membuat ribuan warga di Kecamatan Undaan yang tinggal di sepanjang tanggul kanan Sungai Wulan pun khawatir.

Masan pun memantau dan memimpin langsung kegiatan gotong royong warga untuk meninggikan tanggul di sungai setempat. Satu unit alat berat dikerahkan memperkuat proses peninggian tanggul.

Peninggian tanggul yang dilakukan swadaya warga, dilakukan di Desa Undaan Kidul, Kecamatan Undaan. Diharapkan dengan peninggian tanggul itu, maka luapan Sungai Wulan tidak menggenangi pemukiman warga.

"Untuk tanggul perlu penguatan, agar warga tak selalu was-was setiap musim hujan. Banjir di Kudus ini kan persoalan rutin tahunan, seharusnya penanganannya seperti apa, dan seharusnya sudah paham tinggal eksekusinya," tambahnya.

Sementara itu, Khumaidi (60), warga Desa Undaan Kidul mengaku bahwa warga desa setempat mulai bahu-membahu bergotong royong memperkuat tanggul Jumat malam selepas maghrib.

"Air di Sungai Wulan terus naik hampir menyentuh tanggul bagian atas. Karena itu, warga bergotong royong melakukan penguatan tanggul dengan karung sak berisi tanah," katanya.