Prabowo Ke RR: Kalau Jadi Presiden, Mari Perbaiki Kehormatan Bangsa

Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo mengajak ekonom senior, Rizal Ramli (RR) untuk mengembalikan kehormatan bangsa jika nanti salah satu dari mereka terpilih menjadi Presiden RI.


Hal itu dia sampaikan saat memberikan pidato sambutan dalam acara Halal Bihalal yang diselenggarakan oleh Keluarga Besar Universitas Bung Karno (UBK) di Jalan Kimia, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (29/6).

Pada awalnya, dalam pidatonya, Prabowo berbicara tentang keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Mantan Danjen Kopassus ini menyatakan kalau dalam hidup, setiap manusia selalu dihadapkan dengan pilihan untuk menerima ketidakadilan, ketidakbenaran, atau kita berpihak pada usaha menegakkan keadilan dan kebenaran.

"Saya termasuk yang tidak bisa menerima ketidakbenaran dan ketidakadilan terutama manakala menyangkut nasib ratusan juta rakyat kita," tegas Prabowo dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL

Hal yang sama, lanjut Prabowo, juga dilakukan oleh salah satu pendiri bangsa, Bung Karno yang selalu berupaya menegakkan kehormatan bangsa karena tak terima dengan para penjajah yang selalu menghina orang Indonesia dengan sebutan bodoh, dan inlander.

Prabowo pun menceritakan pengalamannya semasa muda pada tahun 1978 dulu, saat dirinya masih berpangkat Letnan Satu. Ketika itu Prabowo muda membawa semua prajuritnya untuk berenang di salah satu kolam renang di kawasan Manggarai, Jakarta.

Di salah satu sisi tembok pagar kolam renang, Prabowo menemukan ada semacam sebuah prasasti yang tertutup lumut tebal.

"Pribadi saya iseng, saya korek-korek dinding yang berlumut. Saya lihat kok ada prasasti yang dipahat, saya bersihkan di situ ada bahasan Belanda, verboden voor honden en inlander. Ternyata benar cerita kakek saya, bapak saya, bener. Banyak tempat yang verboden bagi inlander dari dulu. Dulu anjing di atas inlander. Silakan tanya dokumentasi gedung-gedung. Kita yang punya negara, gak boleh masuk," beber Prabowo mengisahkan.

Mendengar cerita Prabowo itu, seisi ruangan pun terkesima seakan tak percaya dengan penistaan yang dilakukan penjajah Belanda.

"Jadi anak-anak mahasiswa, itulah dulu bagaimana kita itu, ya, dijajah, dihina, menjajah bangsa itu, itu sebetulnya berusaha untuk menghilangkan harga diri bangsa itu. Menghilangkan apa-apa, karena budaya kita jelek, pakaian kita jelek, pakai sarung hina, pakai kopiah hina. Semua yang berurusan dengan kita itu jelek rendah. Pahlawan-pahlawan kita juga dibuang," sesal Prabowo.

Lebih lanjut, Prabowo pun menyatakan keinginannya untuk mengembalikan makam-makam para pahlawan pejuang bangsa ke lokasi yang lebih layak. Di antaranya dia ingin memindahkan makam Pangeran Diponegoro ke kampung halamannya di Jogjakarta.

Begitu juga Imam Bonjol yang juga tak dimakamkan di kampung halamannya.

"Kita tahu arwahnya gak di situ lagi. Ini hanya simbol bahwa bangsa asing pernah menangkap, menjajah, perang lawan kita, pemimpin kita dibuang dan matinya pun dia enggak boleh ke rumah, ke keluarganya," jelas Prabowo.

Hadir dalam dalam acara halal bihalal itu beberapa tokoh bangsa lainnya. Diantaranya Wakil Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon, Ketua Dewan Majelis Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais, Ketua Dewan Pendiri UBK, Rachmawati Soekarnoputri, Rektor dan Wakil Rektor UBK, serta ekonom senior, Rizal Ramli.

Perlu diketahui, sejauh ini, seluruh kader Partai Gerindra sudah mendeklarasikan Prabowo sebagai calon presiden pada Pilpres tahun 2019 nanti. Begitu juga dengan Rizal Ramli yang sudah mendeklarasikan dirinya untuk ikut meramaikan ajang pesta rakyat lima tahunan itu.

Prabowo pun mengajak RR, untuk memperjuangkan kehormatan bangsa jika nanti salah satu dari mereka terpilih menjadi Presiden RI.

"Saya sarankan, Insya Allah kalau nanti, siapa tahu 2019, entah Pak Rizal Ramli atau saya, saya titip harus berani kita memperbaiki, dikhianati bangsa lain," ajak Prabowo.

Mendengar itu, RR dan para tamu lainnya pun tersenyum lepas. Prabowo melanjutkan, pemindahan makam para pahlawan itu merupakan simbol bahwa kita ingin memperbaiki ketidakadilan yang terjadi di bangsa ini.

"Walaupun terlanbat beratus tahun, itu hak keluarganya. Karena saya tiap kali lewat situ, ziarah, perkembangan zaman makam Diponegoro di tengah pasar. Tetap bagus tapi kurang heroik. Harus menghormati bangsa kita. Bung karno bilang bangsa besar bangsa yg hormati pahlawan-pahlawannya," bebernya.

"Kalau bukan kita siapa lagi yang hormati. Demikian juga di Sulut juga ada. Imam Bonjol, tuanku Imam Bonjol. Saya kira harus dikembalikan ke kampung halaman. Kiyai maja juga di sulut," pungkas Prabowo.