Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Jatibarang memasuki tahap lelang. Beberapa investor tertarik untuk mengerjakan proyek yang terletak di lingkungan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang.
- Letkol Inf Ikhsan Agung Widyo Wibowo Dapat Anugrah Jadi Warga Kehormatan Karanganyar
- Kendalikan Inflasi Lewat Festival UMKM
- Wabup Buka TMMD Sengkuyung II Di Desa Cepedak
Baca Juga
Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Jatibarang memasuki tahap lelang. Beberapa investor tertarik untuk mengerjakan proyek yang terletak di lingkungan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang, Sapto Adi Sugihartono mengatakan, dengan adanya proyek ini diharapkan permasalahan sampah yang ada di Kota Semarang bisa segera teratasi dengan baik. Pasalnya, dalam sehari TPA Jatibarang menerima 1.000 ton sampah.
"PLTSa siap dilakukan lelang, ya meskipun Financial Business Case (FBC) masih belum selesai tapi kita harapkan tahun 2021 pembangunannya bisa terwujud," kata Sapto, Selasa (2/3).
Nantinya siapa yang akan menjadi partner Pemkot untuk menyelesaikan proyek PLTSa maka akan menggunakan skema pembiayaan Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU). Bahkan hingga kini, menurut Sapto, sudah ada beberapa investor yang tertarik untuk membangun proyek tersebut bersama Pemerintah Kota Semarang.
"Kapasitas PLTSa ini bisa menghasilkan listrik sebesar 20 megawatt. Kapasitas ini, lebih besar dari PLTSa sebelumnya dengan teknologi landfill Gas, yang hanya sebesar 800 kilowatt," tambahnya.
Sementara itu. calon investor PLTSa, Piang Awal Kalim mengatakan, PLTSa ini nantinya akan mengambil gas CH4 atau metana, dengan teknologi insinerator dan tidak membutuhkan waktu lama untuk memproses sampah sampai menghasilkan energi listrik.
Prosesnya langsung, dan tiap hari bisa mengolah hingga 1.000 ton sampah. Tujuan utamanya adalah menghilangkan sampah yang ada di Kota Semarang. Dalam teknologi incinerator di atas 80 persen sampah hilang. "Melihat kondisi sampah di TPA Jatibarang yang masuk 1.000 ton per hari, jika tidak diolah akan berdampak pada lingkungan." pungkasnya.[sth]
- Kementan Bantu 2.700 Bibit Kelapa Organik untuk Petani Purbalingga
- Juara 1 Lomba Tiga Pilar Tingkat Polda Jateng, Kelurahan Gayam Sukoharjo Maju Tingkat Mabes
- Gandeng Nestle, Pj Bupati Batang Serahkan Sertifikat Kompetensi Program Gemilang