Pura Mangkunegaran Kirab Lima  Pusaka dan Lakukan Tapa Bisu Di Malam Satu Suro

Kaesang Pangarep dan Erina Gudono ikuti kirab tapa bisu Pura Mangkunegaran. Dian Tanti/RMOLJateng
Kaesang Pangarep dan Erina Gudono ikuti kirab tapa bisu Pura Mangkunegaran. Dian Tanti/RMOLJateng

Ratusan keluarga, abdi dalem dan juga tokoh politik mengikuti ritual tapa bisu dan kirab pusaka di kawasan Pura Mangkunegaran, Minggu  (7/7) malam.


Diawali dengan keluarnya 4 pusaka yang terdiri dari 5 tombak dan 1 joli.  Tapa bisu dan kirab pusaka itu adalah rangkaian peringatan Malam Satu Suro yang digelar Pura Mangkunegaran.

Dan sebagai cucuk lampah (pemimpin) barisan adalah  GPH Paundrakarna Jiwa Surya Negara selaku cucuk lampah atau pemimpin barisan.

Kanjeng Gusti Adipati Arya (KGPAA) Mangkoenagoro (MN) X Bhre Cakrahutama selanjutnya memerintahkan kepada cucuk lampah memulai kirab. 

Peserta kirab terlihat  menggunakan pakaian tradisional Jawi Jangkep dan  tidak menggunakan alas kaki (selop). Mereka mengelilingi kawasan Pura Mangkunegaran, kemudian ke jalan Slamet Riyadi Solo, kemudian berbelok ke kawasan Ngarsopuro dan kembali ke Pura Mangkunegaran.

Sepanjang jalan, para peserta kirab dilarang untuk berbicara. Hadir juga mengikuti kirab putra bungsu Presiden Jokowi Kaesang Pangarep. Ketua Umum PSI ini juga didampingi oleh istrinya Erina Gudono. 

Selain Kaesang ada anggota  DPR RI Aria Bima bersama putrinya Ignasia Sukma Putri Maharani. Kemudian Putri dari Puan Maharani Pinka Haprani. 

Kepada awak media belum lama ini KGPAA Mangkoenagoro X menjelaskan peringatan Malam 1 Sura di Praja Mangkunegaran terdiri dari beberapa prosesi.

Diantaranya kirab pusaka-dalem dan Semedi. Pada saat Kirab Pusaka-dalem, para peserta kirab akan melakukan tapa bisu atau berjalan dalam kesunyian.

Sebagai upaya untuk mewujudkan kebebasan batin dari gangguan hawa nafsu dan emosi serta memperolehkeseimbangan batin dalam memasuki tahun yang baru. 

“Pada malam 1 Sura, momen pergantian tahun dilaksanakan dengan kesakralan, ketenangan, dan penuh penghayatan,” terang Gusti Bhre panggilan akrabnya. 

Gusti Bhre menambahkan, untuk rute kirab malam Satu Suro akan diperpanjang dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Jika biasanya kirab hanya memutar tembok Pura Mangkunegaran, kali ini diperpanjang lebih jauh ke arah Ngarsopuro dan Slamet Riyadi untuk kembali mengitari tembok Pura (Mangkunegaran). 

"Kan sebelumnya juga pernah dilaksanakan  pada masa Pemerintahan Mangkunegara IX," pungkasnya.