Rektor UNS Sebut Pentingnya Jalan Nordik Bagi Kesehatan

Istimewa
Istimewa

Ratusan anggota Komunitas Jalan Nordik Indonesia (KJNI) Provinsi Jawa Tengah dan Solo Raya memenuhi ruangan auditorium G.P.H. Haryo Mataram, Universitas Negeri Surakarta (UNS) Surakarta pada Sabtu (1/2).

Sekedar informasi, Jalan Nordik adalah olahraga berjalan kaki dengan menggunakan tongkat khusus untuk melatih tubuh bagian atas dan bawah. Olahraga ini berasal dari negara-negara Skandinavia, khususnya Finlandia. Olahraga jalan Nordik merupakan teknik berjalan kaki yang terkenal di Finlandia sejak tahun 1901.

Kedatangan para nodikers, sebutan pencinta jalan nordik ke ‘kampus Kentingan’ ini untuk mengadiri acara silaturahmi dengan Prof.Dr. Hartono, dr. MSi., Rektor UNS yang diinisiasi oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) UNS. 

Dalam sambutannya Hartono, atas nama civitas akademika UNS menyampaikan rasa terimakasihnya dan berharap nodikers yang hadir dapat menikmati kesegaran lingkungan kampus.

Selanjutnya Hartono menyampaikan perihal urgensi olahraga bagi kesehatan. “Data menunjukkan, saat ini jumlah masyarakat Indonesia yang gemar olahraga itu baru 10-15%. Jadi kebanyakan dari orang Indonesia itu kurang gerak,” papar Hartono.

Hal tersebut menjadi salah satu penyebab meningkatnya jumlah penderita jantung, stroke, hipeternsi dan ginjal merupakan penyakit metabolisme yakni penyakit yang berkaitan dengan pengaturan pola makan dan olah raga.

Hartono menjelaskan dari banyak penelitian menyebutkan bahwa dengan olahraga dapat membantu mengendalikan berat badan dan menjaga pembuluh darah sehingga dapat mengurangi dosis pemakaian obat rutin bagi penyakit-penyakit metabolisme.

“Saya merekomendasikan olahraga cardio, untuk menyehatkan jantung dan pembuluh darah, termasuk meningkatkan daya tahan tubuh.” ujarnya.

Lebih lanjut Hartono menyarankan, “Setidaknya lakukan olahraga cardio selama 30-40 menit sebanyak 3-5 kali dalam seminggu dan lakukan seumur hidup”.

Ditambahkannya, perihal manfaat dari olahraga cardio ini yakni menyehatkan jantung dan pembuluh darah, juga meningkatkan pertahanan tubuh. “Yang lebih penting lagi, dengan bergerak bersama dalam komunitas seperti KJNI ini akan memberikan kebahagiaan. Karena dengan bahagia akan meningkatkan pertahanan tubuh,” bebernya.

Untuk itulah Hartono merekomendasikan jalan nordik karena selain membahagiakan juga dapat menguatkan tubuh termasuk persendian.

Rektor, yang dilantik 8 Agustus 2024 ini mensupport keberadaaan komunitas-komunitas yang membiasakan gemar berolahraga di kalangan masyarakat. “KJNI jangan hanya menarget 10 ribu nordiker. Tapi ajak lebih banyak lagi masyarakat untuk bergerak dan gemar berolah raga,” katanya.

Sementara itu, DR.Ir.Retno Gito, M.Si menjelaskan bahwa dalam 6 tahun olahraga jalan nordik mulai dikenalkan sudah mencatat setidaknya 10.000 nordikers. Mereka tersebar di 29 kota dan kabupaten, meliputi 4 provinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Tengah , DIY dan Jawa Tengah. Diantara ke 4 provinsi, Jawa Tengah memiliki jumlah KJNI paling banyak yakni 14 cabang.

“Kita terus berupaya untuk mengenalkan kepada masyarakat pentingnya jalan nordik bagi kesehatan,” kata Retno 

Retno menyampaikan bahwa KJNI Semarang bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip) telah melakukan riset kepada 40 nordikers selama 3 bulan di Semarang.

“Hasilnya, dengan latihan tiga kali seminggu selama 40 menit yang dimulai dengan pemanasan, dilanjutkan jalan nordik dan pendinginan dapat menurunkan kadar lemak sebesar 3%, meningkakan kebugaran jantung dan paru-paru 10%, meningkatkan keseimbangan tubuh 4%, menguatkan otot dan anggota gerak tubuh atas 12,5% sedangkan untuk tubuh bagian bawah sebesar 27%,” ungkapnya.

Kemudian, Retno menyebut bahwa KJNI dan Pusat Penelitian Kependudukan dan Gender (PPKG) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UNS juga berencana untuk melakukan kerjasama riset dan pengabdian masayarakat di  bidang kesehatan, kebugaran dan psikologis.

Retno berharap melalui kegiatan ini UNS dan KJNI dapat membagikan informasi secara langsung kepada masyarakat perihal pentingnya pola hidup sehat, meningkatkan akses pelayanan kesehatan dan pencegahan penyakit menular. “Hal tersebut secara langsung mendukung ketercapaian Sustainable Development Goals (SGDs) nomor 3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera.