- Sumur Panguripan, Tempat Berkah Yang Dikenal Mampu Sembuhkan Penyakit Akibat Ilmu Hitam
- Jelang Grebeg Besar Demak, Inilah Tradisi Para Keturunan Sunan Kalijaga Dan Warga Demak
- Pisowanan Grebeg Besar Demak 2024: Keluarga Kasepuhan Kadilangu Bersilaturahmi, Bupati Akan Punya Hajatan
Baca Juga
Pengelolaan retribusi masuk ke lokasi wisata Kadilangu, Demak rupanya masih belum usai. Kendati sudah coba dimediasi pihak berwenang, namun masih ada pihak yang merasa belum puas.
Hal ini diakui Raden Krisnaidi selaku Plt Panembahan Ahli Waris Sunan Kalijaga yang berencana melakukan penutupan retribusi agar bus pariwisata tidak masuk ke wisata, pada Minggu (28/1).
Aksi itu dilakukan, lantaran Krisnaidi menilai, kewenangan pengelolaan yang jatuh di tangan Kasepuhan/Yayasan Sunan Kalijaga, dianggap belum adil oleh kubu Yayasan Sunan Kalidjogo.
"Jadi saya berencana akan menutup dan menghadang bus itu masuk ke kawasan ini (lokasi wisata Kadilangu), sehingga tidak masuk terminal. Bus silakan berbalik dan parkir di luar wilayag, jemaah silahkan jalan menuju makan," ucapnya kepada RMOLJateng, Minggu (28/1).
Tujuannya, kata Krinaidi, agar pihak Kasepuhan Yayasan Sunan Kalijaga yakni Raden Kristiawan datang ke pos retribusi untuk menemuinya.
"Jadi dengan bus disetop, mau saya Kristiawan, adek saya itu datang ke pos retribusi untuk melihat apa yang terjadi dan kita membahas retribusi ini atau malah duel sekalian. Mau saya itu setelah Pemda cuci tangan, masalah persoalan retribusi ini dibagi dua, Sunan Kalijaga dan Sunan Kalidjogo dapat semua, kan jadi adil," ucapnya.
Ia melanjutkan, sejatinya berbagai upaya permintaan mediasi atau pertemuan sudah dilakukan, namun belum ada tanggapan. Sehingga salah satu upaya untuk mendapatkan atensi baik dari Kasepuhan atau dari Pemda pihaknya pun merencanakan penyetopan bus masuk lokasi.
"Jadi saya ini bukan menghalangi orang berziarah. Tidak. Tapi menyetop bus masuk, silakan parkir busnya di luar. Biar pihak Pemda juga tahu masalah gegeran ini belum selesai," ucapnya.
Kendati demikian rencana menyetop bus tersebut ia batalakn. Ia mengatakan pembatalan tersebut sebagai bentuk dari penghargaannya terhadap pihak Polres Demak yang meminta baik - baik untuk menahan diri apalagi di situasi masa menjelang Pemilu 2024.
"Pak Wakapolres Demak dan Kasat Intel, sudah 2 kali menemui saya dan bicara baik - baik. Saya pun menghargainya, apalagi ini masih situasi kampanye. Hari ini akan ada konvoy yang melewati Kadilangu. Maka permintaan untuk saya berbesar hati, saya terima," ucapnya.
Sementara itu pihak Kasepuhan, menyampaikan, permintaan untuk duduk bareng selalu ia lakukan. Tidak hanya soal retribusi tapi juga persoalam yang lain.
"Kami sudah melakukan upaya untuk duduk bareng, tapi mereka tidak pernah mau menanggapi. Soal retribusi sendiri mereka selalu memberikan selebaran bahwa masuk retribusi gratis, tapi untungnya banyak wisatawan, bus - bus, pemimpin grub yang sadar bahwa masuk lokasi wisata dimanapun itu ta bayar. Jadi ya jangn bikin ontrag - ontraf terus, kami sudah legal secara hukum," ucapnya.
Pengamatan RMOLJateng di lokasi, bahwa pada hari Minggu (28/1) pengunjung yang masuk lokasi tidak mengetahui rencana penyetopan, bahkan para pemimpin rombongan mengabaikan spanduk masuk lokasi wisata gratis dan tetap membayar retribusi tanpa ada gejolak.
- Sumur Panguripan, Tempat Berkah Yang Dikenal Mampu Sembuhkan Penyakit Akibat Ilmu Hitam
- Polres Demak Ungkap Kasus Pemalsuan Sertifikat Tanah
- Jelang Ramadan, Polres Demak Gelar Baksos Polri Presisi