Memasuki masa tanam kedua tahun ini hama tikus kembali menyerang sejumlah area persawahan di Sukoharjo. Petani mulai kewalahan mengatasi tikus yang jumlahnya makin banyak dan mengganas.
- KPU Karanganyar Santuni Keluarga Dua Petugas Trantib TPS yang Meninggal Dunia
- Dinas PUPR Grobogan, Lakukan Pembangunan Darurat Jembatan Nambuhan
- Nyaris Longsor, Rumah Warga Kambangsari Kebumen Dikosongkan
Baca Juga
"Ini tanam kedua di musim ini. Kemarin awal Mei sudah ditanam tapi habis dimakan tikus. Petani mulai lebih waspada, selain di tutup pagar juga intensif melakukan gropyokan," kata Joging Sarjanto, petani yang juga Kepala desa Pranan, kecamatan Polokarto Sukoharjo, Minggu (14/6/2020).
Untuk desa Pranan, gropyokan tikus mulai diaktifkan kembali dengan terorganisir, serentak di seluruh wilayah desa.
Tidak hanya melibatkan seluruh petani, tapi juga didukung Babinsa Kodim dan bhabinkamtibmas Polres Sukoharjo.
"Di Pranan kita lakukan serentak, agar memutus rantai hidup tikus. Hari ini serentak dibagi 16 tim di 16 titik di 125 hektar sawah," kata Jigong.
Hasilnya pun sangat lumayan, masing masing tim bisa membasmi 150 - 200 ekor tikus, total ada lebih dari 2600 ekor.
Agar tidak menjadi penyakit, tikus yang tertangkap selanjutnya dibakar oleh petani.
Dia berharap, gropyokan juga dilakukan serentak di seluruh desa, hal itu untuk menghindari pindahnya tikus ke daerah lain.
Diketahui akhir MT pertama kemarin, saat tikus mulai muncul, petani Pranan hanya bisa panen 3 ton per hektar, dari target 9 - 10 ton. Artinya ada kerugian sekira 75 persen
"Kalau hama ini dibasmi, harapannya pada panen MT (masa tanam) kedua nanti hasilnya bisa meningkat tiga kali lipat dari hasil panen yang pertama, atau sesuai target," harapnya.
- Gerakan Di Rumah Saja, Salatiga Berlakukan Jam Malam
- Kerahkan Bhabinkamtibmas, Polres Pemalang Antar Jemput Warga untuk Vaksinasi Covid-19
- Aksi Simpatik Satlantas Polres Purbalingga Pakai Kostum Kerajaan Sosialisasi Tertib Lalu Lintas