Setahun Kepemimpinan Gibran-Teguh, Masyarakat Solo Mengaku Puas

Setahun kepemimpinan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa, Magister Administrasi Publik (MAP) Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo menggelar survei indeks kepuasan masyarakat (IKM) terkait kinerja keduanya. 


Ketua Prodi MAP Unisri Suwardi sampaikan survey yang dilakukan pada  3-14 Februari 2022 di 55 titik lokasi itu hasilnya masyarakat Solo menilai puas dengan kepemimpinan Gibran.  

"Hasil survey terhadap 550 reponden menyebutkan masyarakat sangat puas dengan kepemimpinan Gibran-Teguh," paparnya kepada media, Jumat (18/2). 

Menurutnya indeks kepuasan masyarakat (IKM)  hasilnya  merujuk pada Rata – rata score (nilai) yang diberikan masyarakat satu tahun pemerintahan Wali Kota Gibran adalah 79,3 (tujuh puluh Sembilan koma tiga). 

Frekuensi nilai terbanyaknya adalah 80. Atau sebanyak 43% masyarakat memberikan nilai 80 untuk satu tahun pemerintahan Gibran. Jika ditambahkan frekuensi nilai lebih dari 80, maka dapat dikatakan bahwa 67.5% masyarakat memberikan nilai diatas 80. 

"Jika standar penilaian kategori BAIK adalah nilai ≥70 maka jumlah apresiasi positif pemerintahan Gibran-Teguh sangat baik," lanjutnya. 

Selain itu tingginya apresiasi positif atas capaian kinerja ini lebih disebabkan karena wali kota dipersepsikan merakyat, tegas terhadap aparat birokrasi, lebih bijaksana dalam menghadapi permasalahan di masyarakat.    

"Apresiasi capaian kinerja sangat baik, ditunjukan dengan data persepsi kualitas pelayanan apatur pemkot. Kualitas pelayanan kesehatan oleh puskesmas, pelaksanaan vaksinasi yang diinisiasi Pemkot. Juga  kemampuan menyeimbangkan pelaksanaan kebijakan berorientasi kesehatan dan ekonomi," bebernya. 

Namun masyarakat juga menilai ada  aspek yang masih belum maksimal dilaksanakan oleh Pemkot adalah pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan dasar (SD dan SMP).

"Pelaksanaan pembejalaran jarak jauh (PJJ) dan pembelajaran tatap muka (PTM) data menunjukan belum maksimal," imbuhnya.

Meskipun itu secara umum dipersepsi kan baik, akan tetapi masih banyak masyarakat yang menilai pelaksanaan PJJ dan PTM alakadarnya bahkan ada yang menilai gagal. 

"Masyarakat menangkap kesan pemkot belum sepenuhnya siap mendukung infrastruktur dan pengaturan pelaksanaan kebijakan  PJJ baik pada siswa maupun pendidikan pada satuan pendidikan," jelasnya. 

Dalam pelaksanaan PTM  Pemkot memang sangat berhati- hati sehingga menimbulkan kesan Pemkot cenderung ragu-ragu. Hal ini sebenarnya perlu dimaklumi karena perspektif yang beragam atas fatalistic serangan varian Covid - 19 di masyarakat. 

Sementara itu kemudahan untuk memperoleh penghasilan dan pekerjaan satu tahun terakhir mengalami perbaikan sebanyak 31.1%. Namun ada 1.3% warga masyarakat mengaku tahun 2021 lebih sulit dibanding tahun sebelumnya.

"Data ini mengindikasikan, tahun 2021 walaupun lebih baik dibanding tahun 2020, namun masih ada masyarakat yang mengalami kesulitan memperoleh pekerjaan dan penghasilan," pungkasnya.