Sisa Candi Kembali Ditemukan Di Dieng

Kabar mengejutkan muncul dari Terminal Dieng, Banjarnegara.


Bekas bebatuan candi ditemukan proses penggalian tanah untuk proyek pembangunan pondasi terminal.

Para pekerja proyek berhenti setelah proses penggalian menemukan tumpukan bebatuan candi sedalam 30 cm.

Kepala UPTD Kawasan Dieng, Arya Darwanto mengatakan, penemuan bebatuan tersebut terjadi pada akhir pekan kemarin.

Kata dia, bebatuan itu diperkirakan berasal dari abad 8 masehi.

Arya mengatakan ini merupakan temuan kedua selama tahun 2019. Temuan pertama berada di Dusun Bitingan, Kepakisan sekitar tiga pekan yang lalu.

"Itu perkiraan tim BPCB Jateng. Bentuk fisiknya kurang lebih seluas 50 meter dengan kedalaman 30 sentimeter," kata Arya, Senin (9/9).

Menurut Arya, sisa candi memang kerap ditemukan di sekitar kawasan Dieng. Dia menduga ketika zaman kolonial Belanda banyak bebatuan candi yang diambil oleh tentara kolonial.

"Bahkan, tentara kolonial sering mengambil arca candi di Dieng untuk diperjual belikan kepada masyarakat luas. Malah sering menjual arca yang terbuat dari emas untuk mendapatkan penghasilan lebih," tambah dia.

Dia menerangkan, dulu saat banjir bandang menerjang Dieng, tentara kolonial juga diketahui memakai bebatuan candi untuk membuat jalan setapak. Bebatuan itu diambil dari Candi Prau maupun Candi Watu Sikelir.

"Makanya, setiap tanah yang digali sekitar Dieng, ada sisa-sisa candi yang ditemukan dengan kedalaman tertentu," imbuhnya.

Pihaknya saat ini menunggu keputusan Tim BPCB apakah nantinya temuan bebatuan candi tersebut akan dipindahkan ke museum atau dipendam kembali.