SMPN 6 Deklarasi Menjadi Sekolah Ramah Anak

Ingin menjadikan sekolah sebagai taman belajar, SMPN 6 Kota Salatiga deklarasi menjadi Sekolah Ramah Anak.


Turut hadir dalam deklarasi Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Henni Mulyani, Kepala Dinas Pendidikan Nunuk Dartini, Camat Argomulyo Agus Wibowo, Ketua Komite SMPN 6 Sulistyono, dan Ponco M Hasan Lurah Tegalrejo.

Pj Wali Kota Salatiga Sinoeng berharap SMPN 6 mampu mewujudkan sekolah ramah anak.

"Memanggil nama orang tua sebagai panggilan teman juga tidak boleh, orang tua di rumah dihormati 'kok' dibuat manggil nama anak," kata Sinoeng.

Banyak orang yang karena kurang adab di kemudian hari hidupnya kurang beruntung, karena banyak sekali cerita dari guru.

Bahwa, banyak pintar tapi kurang ajar maka kehidupannya tidak sukses. Ia meminta para siswa jangan berkecil hati kalau kurang pintar, teruslah belajar dan bersemangat.

"Orang boleh lelah dan capek tapi tidak boleh menyerah, karena semangat itulah yang menentukan kesuksesan," pesan Penjabat Wali Kota.

Sementara, Kepala SMPN 6 Anna Marina Andrini mengutarakan keseriusannya dalam mewujudkan sekolah ramah anak.

Setelah deklarasi ini harapannya SMP 6 Salatiga menjadi taman belajar, sehingga murid, guru, karyawan, dan wali murid bergotong-royong untuk membangun SMPN 6 Kota Salatiga.

"Hari ini anak-anak dan segenap karyawan SMPN 6 semua patut bersyukur karena bapak Penjabat Wali Kota bisa hadir untuk anak2 dan warga SMPN 6 dalam deklarasi Sekolah Ramah Anak," ujar Anna.

Rachel Mutiara Inasari, salah seorang siswa yang maju mendampingi Penjabat Wali Kota beruntung mendapatkan hadiah handphone karena paham dan mampu menjelaskan kriteria Sekolah Ramah Anak.

Ia pun mengutarakan jika Sekolah yang secara sadar menghimbau dan memenuhi hak anak serta menghindari kekerasan fisik dan non fisik di lingkungan sekolah dan keluarga.

"Contoh pelaksanaannya guru mengajar tidak boleh menggunakan kekerasan dalam mengajar," terang Rachel.

Ia juga menyinggung soal bullying adalah perbuatan yang menyakiti perasaan dan fisik misal memanggil gendut.

"Kalau ada peristiwa (bullying) saya tegur, tidak baik. Kalau tidak dihiraukan, saya akan lapor  guru kalau ada pembullyan. Untuk korban saya akan memberikan semangat," ucapnya.