Solo Raya Polling Menghentak Dengan Munculkan 12 Nama Kandidat Pilkada Solo

KGPAA Mangkunegara X Bhre Cakrahutomo Yang Namanya Masuk Dalam Bursa Pilkada Solo. Dian Tantri Burhani/RMOLJateng
KGPAA Mangkunegara X Bhre Cakrahutomo Yang Namanya Masuk Dalam Bursa Pilkada Solo. Dian Tantri Burhani/RMOLJateng

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak akan digelar pada tanggal 24 November 2024 mendatang. Belakangan muncul beberapa nama yang digadang-gadang bakal menggantikan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka akan segera lengser pada bulan September tahun ini.


Solo Raya Polling yang digagas Suwardi, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) Universitas Slamet Riyadi (UNISRI) pada Jumat (08/03) kemarin telah merilis 12 nama yang berpotensi menggantikan Gibran Rakabuming Raka menjadi Wali Kota Solo. 

Mereka berasal dari berbagai elemen mulai dari politisi, pemerintahan, tokoh muda, pengusaha, profesional hingga akademisi. 

Nama-nama yang masuk dalam Solo Raya Polling diantaranya Teguh Prakosa (Wakil Wali Kota Solo), Budi Prasetyo (Ketua DPRD Solo), Budi Murtono (Sekretaris Daerah Kota Solo).

Kemudian ada KGPAA Mangkunegara X Bhre Cakrahutomo (penguasa Pura Mangkunegaran), HM Mashuri (Ketua PC NU Solo), Rheo Fernandez dan (Anak FX Hadi Rudyatmo mantan Wali Kota Solo).

Ada juga Her Suprabu (Ketua Bappilu PDIP Solo), RA Yashinta (Putri Aria Bima), Astrid Widayani (Rektor UNSA), Sekar Tanjung (Anak Akbar Tanjung), Kaesang Pangarep dan Sugeng Riyanto (Politikus PKS).

Suwardi menyebut, ke12 nama tersebut muncul melalui metode Delphi dalam surveinya. Metode Delphi adalah sebuah metode untuk merumuskan gagasan strategis tentang sebuah kebijakan bersifat komprehensif.

Karena itu metode ini menempatkan ahli sebagai narasumber membahas sebuah isu. Teknik pengumpulan data dilakukan secara bergelombang dari narasumber dapat kesepakatan atas pokok isi.

"Kami melakukan wawancara selama 10 hari dengan 19 tokoh stakeholders dari berbagai kalangan," jelasnya. 

Sembilan belas tokoh tersebut diantaranya adalah politisi, birokrat, pengusaha, budayawan, pemangku kebijakan keuangan, agamawan, akademisi, tokoh pergerakan LSM, pelaku industri di bidang pariwisata, pengageng Keraton, dan lain-lain.

"Nama 12 tokoh itu muncul dari narasumber kami, yang saya sebut sebagai tokoh 19 stakeholder lintas bidang," lanjutnya. 

Dirinya berharap dalam survei ini bisa  membuka wacana, membuka diskusi bagaimana walikota dan wakil walikota yang menjadi harapan masyarakat Solo.