Sungai Plumbon Bakal Jadi Target Selanjutnya Setelah Normalisasi Sungai Beringin Selesai

Normalisasi Sungai Beringin di wilayah Mangkang kini sudah selesai dilakukan. Usai normalisasi Sungai Beringin, Pemerintah Kota Semarang meminta Balai Besar Wilayah Sungai (BNWS) Pemali Juana juga bisa memprioritaskan pengerjaan normalisasi ataupun pengerukan sedimentasi di Sungai Plumbon.


Pasalnya hingga kini, Sungai Plumbon juga masih menghantui masyarakat Kota Semarang khususnya di wilayah Mangkang jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.

Sekretaris Daerah Kota Semarang, Iswar Aminuddin menyampaikan jika talud yang sempat jebol beberapa waktu lalu akibat hujan deras sudah selesai diperbaiki. 

Namun karena normalisasi Beringin yang sudah selesai, tekanan air kemudian justru lari ke Sungai Plumbon. Hal inilah yang perlu diantisipasi agar banjir tak lagi terjadi di wilayah Mangkang.

"Kami minta BBWS bisa memperhatikan Plumbon setelah Beringin tertangani. Karena tekanan air dari atas kan sama, kalau Beringin kuat, larinya akan ke Plumbon," kata Iswar, Selasa (23/11).

Pemkot Semarang, kata dia, memiliki usulan untuk penanganan Sungai Plumbon berupa penguatan dan perbaikan talud yang ada. 

"Jadi tidak normalisasi karena memang air disungai ini sudah sejajar dengan air laut. Dan idealnya dilakukan peninggian dan perbaikan talud agar lebih kuat untuk menahan air," paparnya.

Meski luasan genangan di Kota Semarang sudah jauh menurun dibandingkan tahun sebelumnya saat terjadi rob dan banjir, namun masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan. 

Misalnya saja pada rumah pompa untuk bisa menbah kapasitas pompa di wilayah Timur yang masih kurang, utamanya di Sungai Tenggang dan Sringin.

"PR kita ini adalah dipompa wilayah Timur, kapasitasnya masih kurang," bebernya.

Tak hanya itu, revitalisasi dan perbaikan drainase perkotaan harus dilakukan pada tahun 2022. Terkait anggaran juga akan digelontorkan dari pusat untuk perbaikan perkotaan.

"Kenapa kok saluran perkotaan, ya karena sedimentasinya tinggi dan Semarang punya kontur perbukitan. Sedimentasi dari atas, masuk ke saluran di perkotaan sehingga menyebabkan genangan, disamping ada penurunan muka tanah," tuturnya.

DPU Kota Semarang akan melakukan langkah antisipasi saluran perkotaan dengan cara normalisasi dan pembersihan dititik titik yang kemungkinan terjadi banjir. Apalagi saat ini ada Perda tentang drainase perkotaan yang akan menjadi acuan normalisasi saluran di Semarang.

"Tidak ada pembaharuan, mungkin kapasitasnya digedein dan sedimentasinya dikurangi," tandasnya.