Surplus Telur di Batang, Tapi yang Bersertifikasi Baru Tiga Peternak

   Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dislutkanak Batang, Syam Manohara, di lokasi peternakan. Ist
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dislutkanak Batang, Syam Manohara, di lokasi peternakan. Ist

Kabupaten Batang memiliki sekitar 300 peternak ayam petelur. Produksi telur dari para peternak sudah mencapai surplus dari kebutuhan masyarakat. Namun demikian, Dinas Kelautan, Peternakan, dan Perikanan (Dislutkanak) Kabupaten Batang mencatat hanya ada 3 peternak saja yang memiliki Nomor Kontrol Veteriner (NKV).


"Yang sudah ada izin NKV ada 3, beberapa sedang dalam proses. Jadi di samping izin usaha, ada izin sertifikat NKV ini," ujar Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dislutkanak Batang, Syam Manohara, Senin (15/7).

Menurutnya, sertifikat itu sebagai bukti tertulis yang sah telah dipenuhinya persyaratan hygiene sanitasi. Sertifikat NKV menjadi dasar jaminan keamanan pangan asal hewan pada unit usaha pangan asal hewan.

Produksi telur dari para peternak mencapai 1.264 ton per bulan. Dari Januari hingga Juni 2024, produksi telur mencapai 7.587 ton. Kondisi ini telah mencapai surplus, sehingga bisa ikut memenuhi kebutuhan telur di beberapa daerah seperti Kota Pekalongan dan Kota Semarang.

Mayoritas peternak ayam petelur di Batang masuk kategori peternakan kecil, karena hanya memiliki populasi 1.000 hingga 1.500 ayam saja. Peternakan dikategorikan kecil jika memiliki populasi 1.000 hingga 10 ribu.

"Peternak kita yang besar itu cuma sekitar 5 persen saja. Mereka memiliki populasi di atas 50 ribu ayam. Yang kita dorong memiliki NKV itu terutama yang peternak besar," terang Syam Manohara.

Sementara peternak kecil juga bisa ikut mengajukan sertifikasi. Bisa melalui koperasi masing-masing sehingga kolektif, tidak berat bagi peternak kecil.

"Sekarang untuk penjualan telur perlu sertifikat NKV. Ini penting untuk pasar modern, juga katering besar. Apalagi ada Kawasan Industri Terpadu Batang, pemenuhan suplai konsumsi ke sana juga perlu NKV," tandasnya.

Dislutkanak Batang terus mendorong para peternak untuk mendapatkan sertifikasi NKV. Dengan adanya sertifikat ini, diharapkan produksi telur dari Kabupaten Batang tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan lokal tetapi juga bisa bersaing di pasar yang lebih luas. 

Kesadaran peternak akan pentingnya sertifikasi NKV ini menjadi kunci. Banyak peternak kecil yang belum menyadari manfaat dari sertifikat ini, sehingga Dislutkanak harus aktif melakukan sosialisasi.

"Kesadaran akan pentingnya NKV ini yang masih perlu ditingkatkan. Kami terus melakukan sosialisasi dan memberikan pemahaman kepada para peternak akan pentingnya sertifikasi ini," tambah Syam.

Dislutkanak Batang berharap, dengan semakin banyak peternak yang memiliki sertifikasi NKV, kualitas dan keamanan pangan asal hewan di Kabupaten Batang bisa terjamin. Selain itu, hal ini juga diharapkan bisa meningkatkan daya saing produk telur dari Batang di pasar nasional bahkan internasional.