Kepala DP3AP2KB, Yuni Ambarwati mengatakan, berdasarkan data Simfoni DP3APPKB, jumlah kasus kekerasan di Kota Salatiga tahun 2023 ini meningkat.
- Polres Kebumen Salurkan Bantuan Kepada Warga Korban Banjir
- Pemkab Batang Terima 10 Ribu Sperma Sapi untuk Inseminasi Buatan
- Desa Selabaya Juara Posko Covid-19 dan Jogo Tonggo
Baca Juga
"Dari 28 kasus di Tahun 2021 menjadi 45 kasus pada Tahun 2022. Dan di awal Tahun 2023 ini sampai dengan bulan Mei terdapat 18 kasus," kata Yuni usai acara Pemberdayaan Masyarakat dalam Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan, Anak dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang diinisiasi oleh DP3AP2KB Kota Salatiga, di Ruang Kaloka Gedung Setda Salatiga, Senin (29/5).
Disampaikan Yuni, kekerasan pada Tahun 2023 sampai dengan bulan Mei terdapat 18 kasus terdiri dari 9 kasus kekerasan terhadap anak dan tiga kasus kekerasan terhadap perempuan.
"Ini yang mendasari DP3AP2KB melaksanakan sosialisasi untuk seluruh masyakat di Kota Salatiga," tandas Yuni.
Ia menambahkan, segala upaya dilakukan Pemkot Salatiga termasuk mengedukasi dan mensosialisasikan pencegahan kekerasan terhadap perempuan, anak-anak dan perdagangan orang.
Bahkan, Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mencatat, kekerasan terhadap perempuan sepanjang Tahun 2022 sebanyak 2.098 kasus.
"Sedangkan, di ranah publik tercatat ada 1.276 kasus dan kasus kekerasan di ranah negara sebanyak 68 kasus. Angka tersebut meningkat hampir dua kali lipat dari 38 kasus pada Tahun 2021," imbuhnya.
- Polres Sukoharjo Beri Penghargaan Tiga Bhabinkamtibmas Berprestasi
- Kontraktor Proyek Molor Terancam Didenda
- Rusak Parah, Pemkab Batang Siapkan Rp 1,1 Miliar untuk Perbaiki Jalan RE Martadinata