Tahun Depan, 17 Kantor Dinas Pemprov Jateng Bakal Pasang Panel Surya

Potensi energi surya Jawa Tengah yang mencapai 4,05 kWh/kWp per hari di atas rata-rata lndonesia yang hanya 3,75 kWh/kWp.


Jawa Tengah berpotensi mengembangkan energi baru terbarukan dari sektor energi surya yang diubah menjadi listrik.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas ESDM Jawa Tengah, Sujarwanto Sujiatmoko di kantornya.

"Contohnya pakai Pembangkit Listrik Tenga Surya (PLTS) Atap yang bisa menghemat penggunaan listrik sebesar 31 persen. Gedung ESDM ini juga pakai dengan kapasitas 65 kWp," katanya, Rabu (18/9/2019).

Penggunaan energi baru terbarukan juga masuk dalam Rencana Umum Energi Daerah (RUED) tahun 2020 sebesar 11,60%.

Untuk mendukung itu, lanjutnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, sudah membuat Surat Edaran Gubernur Jateng untuk pemanfaatan rooftop solar di bangunan pemerintah, publik, komersial dan industri.

Ia menyebut akan ada 17 SKPD memasang PLTS Atap di 2020, ada dari dinas dan badan, sementara rumah sakit belum.

Iman Chairiman, Business Development Manager PT. ATW SOLAR sebagai salah satu produsen, menyatakan bahwa panel surya bisa diterapkan di perumahan, perkantoran, industri hingga manufaktur.

Ia menyatakan bahwa sejak 2016 sudah bergelut di bidang panel surya dan kebutuhan selalu meningkat.

"Pemakaian panel surya jelas mendukung go green, tanpa polusi dan bisa memproduksi energi sendiri," jelasnya.

Di sisi lain, Institute for Essential Services Reform (IESR) juga sudah melakukan survei potensi energi surya di berbagai lingkungan di pemerintahan Jawa Tengah.

Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif IESR mengatakan Perhitungan awal lESR untuk serial Powering The Cities (Energi Surya untuk Kota), Jawa Tengah menunjukkan adanya potensi 6,9 MWp rooftop solar.

"Misal potensi energi surya jika dipasang di atap SMAN 1 Semarang menghasilkan 137 kWp, atap Balaikota Semarang 472 kWp, Bank Jateng sebesar 47 kWp, Kantor Gubernuran 237 kW," sebutnya.

Hasil perhitungan IESR menunjukan indikasi atap bangunan rumah di seluruh Jawa Tengah secara teknis dapat menampung kapasitas PLTS Atap sebasar 32-110 Gigawatt-peak (GWp).

Potensi pasar sebesar 3,3 11 GWp dalam lima hingga sepuluh tahun mendatang.

Kendala utama adalah adaperlu adanya lembaga pembiayaan dan penjaminan bagi instansi atau rumah tangga yang memasang PLTS Atap.