Tak Ada Bekas Rem, Kapolres Batang Ungkap Fakta Kecelakaan Maut Fortuner yang Tewaskan 4 Orang

Kapolres Batang AKBP Nur Cahyo Ari Prasetyo (kiri) bersama Kasatlantas AKP Wigiyadi saat menggelar jumpa pers, Kamis (8/8). RMOL Jateng/Bakti Buwono
Kapolres Batang AKBP Nur Cahyo Ari Prasetyo (kiri) bersama Kasatlantas AKP Wigiyadi saat menggelar jumpa pers, Kamis (8/8). RMOL Jateng/Bakti Buwono

Penyebab kecelakaan maut Fortuner B 2435 UBQ terjun ke jurang sedalam 200 meter di jalur Dieng-Bawang karena pengemudi tidak menguasai medan. Hal itu disampaikan Kapolres Batang, AKBP Nur Cahyo Ari Prasetyo, saat merilis hasil penyelidikan di Ruang Rupatama.


Kecelakaan tragis itu menewaskan empat penumpang yang berasal dari Jakarta. Keempatnya adalah Empat korban yaitu Rumi Ianuar (50), Suljah Terawati (52), Mida (59) dan Ari Kusmayati (49).

Kapolres Batang, AKBP Nur Cahyo Ari Prasetyo, dalam keterangan pers menyatakan bahwa penyelidikan terhadap kecelakaan maut ini telah rampung. 

"Dari peristiwa ini, sementara, karena pengemudinya meninggal dunia, maka otomatis pemeriksaan tetap dilaksanakan pada saksi-saksi, untuk memenuhi bagaimana penyidikan yang ada. Perkara lakalantas ini tentunya akan dihentikan karena pengemudi meninggal dunia," ujarnya, Kamis (8/8).

Data yang dikumpulkannya mengungkapkan seorang saksi yang sempat menyalip mobil korban mencium bau menyengat kampas rem. Bau ini keluar akibat rem yang bekerja terlalu keras, mengingat jalur Bawang-Dieng memiliki medan ekstrem dengan tanjakan dan turunan curam. 

Keterangan saksi ini memperkuat dugaan bahwa rem kendaraan mengalami kegagalan fungsi.Lalu juga tidak ada bekas rem di lokasi kejadian.

Kecelakaan terjadi pada Selasa, 6 Agustus 2024, sekitar pukul 15.15 WIB. Toyota Fortuner matic tersebut mengalami kegagalan fungsi pengereman, sehingga kendaraan terjun ke jurang sedalam 250 meter tanpa meninggalkan bekas pengereman di jalan. 

"Kendaraan melaju dari aras, menabrak gundukan tanah di tepi jalan menikung, kemudian terjun ke jurang sedalam sekitar 250 meter tanpa bekas pengereman. Artinya memang pada saat itu, fungsi rem yang menurut keterangan saksi yang dari tanda ada yang bau tersebut, kemudian patut kita duga bahwa ada faktor yang perlu diteliti lebih lanjut tentang fungsi remnya," jelas AKBP Nur Cahyo.

Sebelum kecelakaan, keempat korban yang masih berkerabat ini sedang berwisata di Dieng dan menginap di sebuah penginapan sejak sehari sebelumnya. Mereka sempat menghubungi keluarga di Jakarta untuk menanyakan arah jalan pulang. 

Rombongan tiga mobil ini awalnya datang ke acara tujuh bulanan cucu di Purbalingga, namun empat orang tersebut memisahkan diri mengendarai Fortuner ke Dieng.

"Kita mendapat keterangan saksi bahwa keluarga ini melintas di jalur ini baru sekali. Sempat telfon dengan keluarga, memang cari jalan pulang ke Jakarta dan ditemukan jalur ini. Sehingga kita bisa mengambil kesimpulan bahwa pengemudi tidak menguasai medan," terang Kapolres.

Kecelakaan ini menjadi pelajaran penting mengenai pentingnya penguasaan medan dan kondisi kendaraan saat melewati jalur ekstrem seperti Bawang-Dieng. Kapolres Batang menekankan bahwa pengendara harus memastikan kondisi rem dan menguasai medan yang akan dilalui untuk menghindari tragedi serupa. 

"Kejadian ini mengingatkan kita semua akan pentingnya kesiapan dan kehati-hatian dalam berkendara, terutama di jalur-jalur yang menantang," tutupnya.

Kecelakaan maut ini menjadi peringatan bagi seluruh pengendara untuk selalu waspada dan memastikan kendaraan dalam kondisi prima, terutama ketika melewati jalur dengan medan yang sulit.