Akibat tercemarnya lahan garam akibat debu perbaikan jalan pantura, para petani garam di Rembang protes. Mereka menggelar aksi ditengah pembangunan jalan pantura.
- Tanggulangi Gesekan, Polsek di Grobogan Kumpulkan Para Pentolan Perguruan Silat
- Datangi Khaul Habib di Batang, PKS Tegaskan Tak Anti Tahlilan
- AKP Arif Kristiawan Jadi Kasatreskrim Wonosobo, AKP M Safik Karim Jabat Kapolsek Lasem
Baca Juga
Aksi protes tersebut dilakukan lantaran lahan tambak garam mereka tercemar debu perbaikan jalan pantura hingga terancam gagal panen.
Dengan membentangkan banner bertuliskan 'kami petani tambak garam dirugikan dampak debu pembangunan jalan pantura'. Sejumlah petani garam tersebut merupakan warga Desa Mojowarno Kecamatan Kaliori, Rembang, Jawa Tengah.
Banyaknya debu yang timbul dari kendaraan yang melintas diarea perbaikan jalan akibatkan ratusan hektare lahan tambak milik petani garan tercemar, hingga mengakibatkan turunnya kualitas garam.
Selain itu, akibat banyaknya debu yang menyerang lahan tambak garam para petani harus menelan kerugian hingga ratusan juta rupiah, akibat gagal panen.
Tak hanya bentangkan banner di lokasi, sejumlah petani garam pun turut melakukan aksi buang garam hasil panen yang kualitasnya turun sebagai bentuk aksi protes.
Koordinator aksi Hariyanto mengatakan para petani mengalami kerugian hingga ratusan juta, para petani garam pun menuntut pelaksana proyek segera memberikan solusi atau ganti rugi atas dampak yang dialami petani garam.
"Akibat debu yang mengotori lahan, kualitas garam yang turun membuat harga jual garam anjlok, harga garam yang semestinya Rp 1300 per kilogram kini hanya laku dijual dengan harga di bawah Rp 1000 per kilogramnya," ungkapnya, Selasa (3/10).
- Tol Semarang-Demak Dinilai Jadi Solusi Banjir
- Ahmad Luthfi: Ajak Desa Mampu Mengelola Potensinya Sendiri
- Walikota Solo : Serbuan Vaksinasi Bantu Percepat Terbentuknya Herd Immunity