Tiga mahasiswa UKSW Kota Salatiga asal Papua tewas diduga setelah menggelar pesta miras oplosan. Hingga saat ini Polres Salatiga masih melakukan penyidikan dan mengamankan penjual mirasnya.
- Gali Tanah untuk Tanam Pisang, Warga Temukan Granat Nanas
- Bus Terperosok ke Sungai di Obyek Wisata Guci Tegal, Satu Meninggal
- Kebakaran Di Kebumen, Polisi Temukan Tiga Titik Korsleting Listrik
Baca Juga
Tiga mahasiswa UKSW Kota Salatiga asal Papua tewas diduga setelah menggelar pesta miras oplosan. Hingga saat ini Polres Salatiga masih melakukan penyidikan dan mengamankan penjual mirasnya.
"Diduga ketiga Mahasiswa asal Papua meninggal dunia ini, setelah mengkonsumsi minuman beralkohol bersama sesama rekan Mahasiswa Papua yang lain di lokasi kontrakan Mahasiswa Papua yang terletak di Kampung Kemiri No. 50 B, RT 08 RW 09, Kemiri, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, pada 6 Maret 2021 lalu," jelas Kapolres Salatiga AKBP Rahmad Hidayat, Jumat (12/3/2021).
Menurut Kapolres, beberapa hari sebelumnya, mereka mengeluhkan sakit dan dibawa ke Rumah Sakit dan akhirnya meninggal dunia.
"Ketiga Mahasiswa asal Papua tersebut, mengkonsumsi minuman keras merk Captain Morgan dan beberapa minuman keras merk lain yang dimungkinkan juga dicampur dengan Sprit dan jenis lain," tambah Kapolres.
Lebih lanjut Kapolres mengatakan, saat ini masih dilakukan upaya penyelidikan terkait asal, jenis dan kandungan minuman keras yang dikonsumsi ketiga Mahasiswa tersebut.
"Saat ini ketiga Jenazah masih berada di rumah duka Santa Maria Kota Semarang. Selain itu, Polres Salatiga juga telah mengamankan satu orang penjual Miras untuk penyidikan lebih lanjut,†pungkas Kapolres.
Sementara itu menurut keterangan Dokter jaga di RSUD Salatiga, dr. Arini Dyah Setyowati mengatakan, ketiga mahasiswa yang meninggal tersebut dikarenakan kelebihan kelenjar getah bening di dalam tubuhnya dan tidak ada gejala kekerasan ataupun suspek virus Covid-19.
"Meninggalnya karena sakit yang dideritanya dan ketiga mahasiswa yang meninggal dunia itu tidak terkonfirmasi virus Covid 19 dan juga tidak ada kekerasan fisik,†kata dr. Arini Dyah Setyowati.
- Banjir Kudus Meluas, 22.994 Warga Diungsikan Ke Barak Pengungsian
- Indonesia Gelar Operasi Penyelamatan Ratusan Warganya Dari Kejahatan Eksploitasi Manusia Di Myanmar
- Mobil Warga Purwokerto Terbakar di JLSS Kebumen