Titiek Soeharto Nara Sumber Diskusi Kelompencapir Di Pendopo Kabupaten Rembang

Ketua Komisi IV DPR-RI Titiek Soeharto Bersama Nara Sumber Lain Saat Diskusi Kelompencapir. Yon Daryono/RMOLJawaTengah
Ketua Komisi IV DPR-RI Titiek Soeharto Bersama Nara Sumber Lain Saat Diskusi Kelompencapir. Yon Daryono/RMOLJawaTengah

Rembang - Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Hj Titiek Soeharto, Minggu (23/02) menjadi salah satu narasumber pada acara diskusi Kelompok Pembicara, Pendengar dan Pemirsa (Kelompencapir) di Pendopo Museum Kartini Rembang. 

Acara diskusi Kelompencapir merupakan salah satu kegiatan Rembang Agro Expo yang di gelar secara kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang dan Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPPRRI).

Selain Kelompencapir ada festival durian yang diikuti 21 desa penghasil durian di Rembang. Juga pameran hasil pertanian lainnya.

Dua narasumber lain yang mendampingi Titiek Soeharto adalah Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah Supriyanto dan Wakil Bupati Rembang HM Hanies Cholil Barro' atau akrab di panggil Gus Hanies.

Saat acara diskusi Kelompencapir dimulai,  Titiek Soeharto mengatakan saat ini pemerintah pimpinan Prabowo Subianto fokus pada peningkatan kesejahteraan petani.

"Antara lain pemerintah telah menetapkan harga gabah panen sebesar Rp6.500 per kilo gram. Harga ini sangat menguntungkan petani," ungkap Titiek Soeharto yang sempat mendapat cuitan dari sejumlah tamu saat menyebut Presiden Prabowo Subianto.

Saiful Najib, ketua Dawis Desa Punjulharjo, Kecamatan Rembang Kota, menanyakan tentang pengembangan pariwisata di desanya. Saiful mengatakan bahwa potensi wisata pantai Karangjahe di Punjulharjo sangat besar, sehingga masih bisa di kembangkan untuk bisa naik kelas.

Menjawab hal itu, Titiek ganti bertanya apakah selama ini sudah mendapat bantuan dari pemerintah? Saiful mengatakan belum. Kemudian Titiek menyarankan mengajukan permohonan bantuan ke Menteri Pariwisata.

"Ajukan permohonan ke Menteri Pariwisata, saya kenal adik dengan beliau," ujar Titiek Soeharto.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah Supriyanto menyatakan, satu sisi banyak kemajuan atau prestasi bidang pertanian di Jateng, namun ada juga yang memprihatinkan. 

Yakni hilangnya atau alih fungsinya sekitar 62.000 hektare lahan pertanian menjadi lahan industri atau pemukiman. Oleh karena itu Pemprov Jateng si bawah kepemimpinan duet Bp M Lutfy dan BP Taj Yassin akan secara ketat mengendalikan alih fungsi lahan pertanian.

"Kasus alih fungsi ini menjadi terbesar di tanah air. Ke depan diharapkan tidak ada lagi lahan pertanian beralih fungsi," pungkas Supriyanto.

Salah Satu Peserta Festival Durian. Yon Daryono/RMOLJawaTengah