Pendampingan keluarga menjadi salah satu strategi percepatan penurunan Stunting. Langkah itu fokus dilakukan mulai periode remaja, calon pengantin, masa kehamilan dan masa pasca persalinan hingga sampai anak berusia lima tahun.
- Awal Tahun 2025, Pj Bupati Batang Lantik 1.516 PPPK
- Tunggu Jadwal Dari BKN, BKD Rembang Akan Gelar Tes Kompetensi P3K
- Pj Gubernur Jateng Luncurkan Harvesting BBI di Kampus UIN Salatiga
Baca Juga
Wakil Ketua II TP PKK Kabupaten Magelang, Siti Juwariyah, mengatakan, tugas Tim Pendamping Keluarga (TPK) adalah melaksanakan pendampingan kepada sasaran prioritas meliputi penyuluhan, fasilitasi pelayanan rujukan, serya fasilitasi penerimaan program bantuan sosial.
"Melakukan pengamatan berkelanjutan untuk mendeteksi dini faktor risiko Stunting," katanya, saat membuka kegiatan orientasi Kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) 2023 secara daring dari Gedung PKK Kabupaten Magelang, Rabu (29/3/2023).
Sebagai ujung tombak penyelenggaraan percepatan penurunan Stunting, lanjut Siti, TPK memiliki peran penting. Karena pendampingan yang diberikan sebagai upaya agar segenap intervensi sepesifik dapat sampai kepada penerima manfaat, yang mempunyai dampak nyata dengan menurunnya angka prevalensi Stunting 1% pada 2024 sesuai target Pemerintah.
Menurut Siti, penanganan permasalahan Stunting harus dilakukan secara paripurna, komperhensif, terpadu dan bersifat multisektor dengan mengintensifkan pendampingan terhadap keluarga yang beresiko melahirkan bayi beresiko Stunting.
"Kolaborasi masing-masing unsur yakni, bidan, kader penggerak, pemberdayaan keluarga, serta kader KB diharapkan bisa menjadi katalisator percepatan penurunan stunting di Kabupaten Magelang," ujarnya.
Kepala Dinsos PPKB PPPA Kabupaten Magelang, Bela Pinarsi, menyampaikan kegiatan orientasi Kader TPK 2023 ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan pengetahuan dan keterampilan Kader Pendamping dalam proses pendampingan keluarga beresiko Stunting di lapangan.
"Sekaligus memberi pembekalan kepada TPK tentang pencegahan Stunting, agar mampu melaksanakan tugas dengan baii mendampingi keluarga risiko tinggi Stunting," jelasnya.
Fasilitator orientasi diikuti 44 orang yang meliputi pejabat fungsional penyuluh KB, Bidan, TP PKK dan pejabat fungsional penata KKB. Mereka telah mendapatkan pelatihan orientasi TPK di Balai Pelatihan dan Pengembangan BKKBN di Ungaran.
Materi pelatihan meliputi konsep dasar Stunting dan 1..000 HPK, mekanisme kerja TPK, penggunaan aplikasi Elsimil, peran strategis kampung keluarga berkualitas, dan komunikasi antar pribadi pendampingan keluarga.
- Ganjar Minta Implementasi Pancasila Diamalkan di Setiap Sektor Pelayanan Publik
- Praktisi Kehumasan Harus Peka Dan Adaptif Terhadap Perubahan Zaman
- Hindari Sindiran Via Medsos, Salatiga Sediakan Wadah DIskusi Warung NKRI, Rumah Kebangsaan Dan Omah Ngopi