Dunia penerbangan global masih akan mengalami dampak yang signifikan akibat pandemi Covid-19 pada tahun 2021 ini.
- Buka Showroom Bareng, Produsen UPVC di Purwokerto Gandeng Penyedia Panel Surya Indonesia
- Ratusan Ribu Warga Grobogan Hidup Di Bawah Garis Kemiskinan
- Nasabah Bank Raya Makin Mudah Setor dan Tarik Tunai di Agen BRILink
Baca Juga
Dunia penerbangan global masih akan mengalami dampak yang signifikan akibat pandemi Covid-19 pada tahun 2021 ini.
Dikutip dari Kantor Berita RMOL, merujuk pada analisis terbaru yang diterbitkan oleh Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) akhir pekan kemarin (Minggu, 28/2), industri penerbangan diperkirakan akan tetap mengalami tren negatif kas sepanjang tahun 2021.
Analisis terbaru ini menyanggah analisis sebelumnya yang juga dikeluarkan oleh IATA. Pada Analisis sebelumnya, tepatnya November 2020, IATA memperkirakan bahwa maskapai penerbangan akan menghasilkan uang tunai positif pada kuartal keempat tahun 2021.
Namun dalam analisis terbaru disebutkan bahwa pada tingkat industri, maskapai penerbangan sekarang diperkirakan tidak mendapat uang tunai positif hingga 2022.
Analisa terbaru ini dibuat bukan tanpa landasan. IATA menyebut sejumlah faktor mempengaruhi tren negatif di dunia penerbangan pada tahun 2021 ini, utamanya adalah munculnya varian baru Covid-19.
Mengutip kabar yang dimuat oleh Asian Aviation, dalam analisa terbarunya, IATA menjelaskan bahwa paruh pertama di tahun 2021 diperkirakan akan lebih buruk dari perkiraan yang diantisipasi sebelumnya. Hal ini dikarenakan pemerintah banyak negara telah memperketat pembatasan perjalanan sebagai tanggapan atas munculnya varian baru Covid-19.
Salah satu indikatornya terlihat dari pemesanan tiket untuk musim panas (periode Juli-Agustus) tahun ini turun 78 persen bila dibandingkan dengan Februari 2019 lalu. Periode Februari 2020 tidak dijadikan komparasi karena dianggap terdistorsi oleh dampak pandemi Covid-19.
Dengan pemerintah yang memperketat pembatasan perbatasan, 2021 akan menjadi tahun yang jauh lebih sulit dari perkiraan sebelumnya," kata direktur jenderal dan CEO IATA Alexandre de Juniac.
"Industri penerbangan yang berfungsi pada akhirnya dapat mendorong pemulihan ekonomi dari Covid-19. Tetapi itu tidak akan terjadi jika ada kegagalan besar-besaran sebelum krisis berakhir. Jika pemerintah tidak dapat membuka perbatasan mereka, kami akan membutuhkan mereka untuk membuka dompet mereka dengan bantuan finansial agar maskapai penerbangan tetap beroperasi," jelasnya.
- Sah! PLTU Batang Ditetapkan Jadi Obyek Vital Nasional
- Mendulang Potensi Ekonomi Digital Koperasi di Indonesia
- Penjabat Wali Kota Salatiga Dorong Proses Perbankan Go Green