Mendulang Potensi Ekonomi Digital Koperasi di Indonesia

 Koperasi Simpan Pinjam Sahabat Mitra Sejati melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) secara hybrid untuk tahun buku 2020, pada 3 Juni 2021 lalu. / foto-foto dok. KSP Sahabat Mitra Sejati
Koperasi Simpan Pinjam Sahabat Mitra Sejati melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) secara hybrid untuk tahun buku 2020, pada 3 Juni 2021 lalu. / foto-foto dok. KSP Sahabat Mitra Sejati

Pemerintah terus mendorong Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM), ultra mikro dan koperasi, yang menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia, untuk melakukan transformasi digital. Langkah nyata pemerintah dalam melakukan percepatan transformasi digital bertujuan untuk meningkatkan perekonomian nasional.


BUMDes, UMKM, ultra mikro dan koperasi saat ini mencatatkan kontribusi 61% dari total produk domestik bruto (PDB) nasional. Meskipun saat ini, masih 21% dari empat sektor tersebut yang melakukan digital on boarding.  Jumlah ini masih cukup jauh di bawah rata-rata digitalisasi UMKM dan Ultra mikro ASEAN yang pada kisaran 34%. Di Malaysia, 54% UMKM di negeri jiran itu bahkan telah mengadopsi teknologi digital.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyatakan, langkah nyata pemerintah dalam melakukan percepatan transformasi digital salah satunya untuk meningkatkan perekonomian nasional. Menurutnya, hal itu bertumpu pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM), ultra mikro dan koperasi yang menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia.

“Transformasi digital pada sektor BUMDes, usaha mikro kecil, menengah, ultra mikro, dan tentunya koperasi yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia,” ujarnya, dikutip dari Kominfo.go.id, Kamis (19/8).

Kedepannya, pemerintah terus mendorong agar transformasi digital mampu menghasilkan 50% atau sekitar 30 juta dari 64 juta UMKM untuk on boarding ke sektor digital. Demikian juga dengan mengajak serta ekosistem BUMDes dan koperasi.

Menteri Johnny menjelaskan bahwa agenda akselerasi transformasi digital dilakukan demi mengoptimalkan potensi ekonomi digital Indonesia. Pada tahun 2020, valuasi ekonomi digital nasional tercatat sebesar 44 miliar USD, nilai tersebut berkontribusi 40% dari total valuasi ekonomi digital di Asia Tenggara.

“Jadi valuation digital ekonomi Indonesia begitu besar pengaruhnya atau mengambil bagian dari digital ekonomi negara-negara di Asia Tenggara,” ungkapnya.

Di dalam negeri,  ekonomi digital baru berkontribusi sekitar 4% pada PDB. Nilai tersebut masih sangat kecil jika dibandingkan dengan beberapa negara lain. Di Malaysia, ekonomi digital di Malaysia berkontribusi 19% pada PDB negara Malaysia, sementara Tiongkok porsi 36% digital ekonomi berkontribusi pada total PDB Tiongkok.

Digitalisasi Koperasi

Menurut Data Kemenkop UKM RI, Indonesia mempunyai jumlah koperasi terbanyak di dunia. Jumlah anggota perorangan dari total koperasi tersebut sebanyak 22,463.738 orang, atau sebesar 7 % dari jumlah penduduk negara. Sementara itu, pertumbuhan jumlah koperasi sampai tahun 2019 sebesar 123.048 koperasi, jumlah anggota yang sudah mempunyai NIK sebanyak 35.761, yang menyelenggarakan RAT 45.489.

Jumlah koperasi di Indonesia mencapai 127.124 unit pada 2020. Jumlah ini naik 3,31% dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah koperasi terbanyak berada di Jawa Timur yakni sebanyak 22.464 unit atau sekitar 17,6% dari total koperasi. Selanjutnya, Jawa Barat dengan dengan 14.706 unit dan Jawa Tengah sebanyak 12. 190 unit.  Jumlah koperasi di Indonesia sempat mencapai angka tertinggi selama 15 tahun terakhir. Pada 2017,  jumlahnya mencapai 152.174 unit.  Namun,  menurun cukup drastis pada 2018 menjadi 126.343 unit. Begitu pula pada tahun berikutnya yang kembali menurun hingga menjadi 123.048 unit.  Kontribusi koperasi terhadap PDB pada tahun 2021 ini ditargetkan sebesar 5,2% dan 5,5% di tahun 2024.

Menkop UKM Teten Masduki mengakui, digitalisasi dalam tubuh koperasi akan membuat transparansi penyaluran dana hingga catatan keanggotaan dapat diakses dengan mudah dan aman. Pembiayaan di koperasi pun penting didigitalisasi, dengan mendorong manajerialnya agar bisa melakukan penyaluran dana bergulir yang lebih mudah dan murah untuk UKM.

Namun, Teten mengakui, ekosistem digital koperasi masih sangat rendah. Dari 123.000-an koperasi yang aktif, baru 906 di antaranya atau 0,73 persen yang menggunakan sistem digital.

Simpanan Online

Percepatan transformasi digital yang digagas pemerintah itu, disambut gegap gempita oleh para pelaku koperasi dan UMKM di Tanah Air. Salah satunya, Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Sahabat Mitra Sejati, yang sudah bertransformasi menuju digital melalui SOBATKU (Simpanan Online Sahabatku).

Tabungan online berbasis aplikasi yang dapat di akses melalui smartphone, layanan tabungan online ini hadir bertujuan untuk melayani anggota koperasi dalam bentuk digital, di mana anggota koperasi akan diberikan kemudahan seperti membuka rekening tabungan tanpa perlu ke kantor cabang, cek saldo, melakukan transaksi online seperti beli pulsa, bayar PLN dan bahkan berdonasi. Kegiatan tersebut cukup dilakukan dengan menggunakan aplikasi tanpa harus mendatangi kantor koperasi.

Ketua I KSP Sahabat Mitra Sejati Ceppy Y Mulyana  mengatakan,  diluncurkan pada Hari Koperasi yang ke-70 pada tanggal 12 Juli 2017, SOBATKU terus berusaha memberikan layanan terbaik kepada anggota dalam melakukan transaksi keuangan, khususnya menabung.  Anggota dapat menabung dengan mudah melalui smartphone tanpa perlu keluar rumah.

Ceppy menuturkan, di era digital saat ini koperasi harus segera bertransformasi, khususnya transformasi menjadi koperasi digital untuk tetap bertahan dengan segala perubahan.

‘’Transformasi koperasi ini seharusnya tak dilakukan hanya dengan mengaplikasikan software atau teknologi terbaru, tapi juga harus melakukan perubahan model bisnis, manajemen, dan meningkatkan layanan kepada seluruh anggota sebagai penggunanya,’’ kata Ceppy Y Mulyana, kepada RMOL Jateng, Kamis (19/8).

Dalam hal penggunaan teknologi pada industri 4.0, kata Ceppy,  intinya adalah menggabungkan dunia cyber dan dunia physical. Tujuan dari perubahan ini bukan membuat teknologi untuk menggantikan manusia, tetapi membuat inovasi yang membantu aktivitas menjadi lebih mudah. ‘’Kemajuan teknologi, diharapkan dapat melebur ke dalam kehidupan sehari-hari manusia. Pelaku utama dalam hal ini bukan teknologi, tetapi manusianya,’’ paparnya.

Dijelaskan, proses atau model bisnis koperasi digital, tetap menjunjung tinggi nilai-nilai koperasi yakni ‘gotong royong dan kebersamaan’.  Koperasi di masa depan, kata dia,  tidak hanya koperasi simpan pinjam atau koperasi multiguna, namun diharapkan muncul koperasi dalam berbagai bentuk dan jenis yang lebih inovatif untuk melayani anggotanya.

 ‘’Saat ini, masyarakat yang ingin menjadi anggota koperasi harus lebih waspada terhadap kehadiran koperasi bodong atau koperasi yang belum mengantongi ijin resmi dan diawasi oleh Kementerian Koperasi dan UKM RI. Pastikan memilih koperasi yang terdaftar resmi di Kementerian Koperasi dan UKM RI maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau Bank Indonesia (BI),’’ ujarnya mengingatkan.

KSP Sahabat Mitra Sejati, kata Ceppy, merupakan koperasi pertama yang memperoleh izin dari OJK untuk dapat mengakses Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), serta telah memiliki Izin Transfer Dana dari Bank Indonesia.

Ceppy menambahkan, KSP Sahabat Mitra Sejati, saat ini memiliki 30.343 anggota yang tersebar di seluruh Tanah Air. Mayoritas anggota merupakan UMKM dengan beragam usaha, antara lain usaha makan minum, ritel, kesehatan, pertanian, dan bangunan.  Sepanjang Januari hingga Desember 2020, KSP Sahabat Mitra Sejati, yang dikenal pula dengan nama Sahabat UKM,  telah menyalurkan pinjaman lebih dari Rp2,9 triliun.  

Busri,seorang pedagang pisang di Samarinda mengaku senang dan merasakan banyak manfaat menjadi anggota KSP Sahabat Mitra Sejati.  Pria asal Samarinda ini sudah 17 tahun menggeluti usaha yang sebelumnya dirintis oleh bapak mertuanya.  Dibantu sang istri, saat ini Busri menjadi supplier pisang terbesar di Samarinda.

‘’Saya menyuplai pisang hingga ke rumah sakit. Makin hari, semakin banyak pesanan dan saya kesulitan armada truk. Tahun 2014, saya kenal dengan KSP Sahabat Mitra Sejati, dan banyak dibantu modal untuk mengembangkan usaha saya,’’ ungkap Busri.

Kepedulian Sosial

Selain berbisnis, KSP Sahabat Mitra Sejati juga melakukan kegiatan tanggung jawab sosial kepada masyarakat.  Bersama mitra bisnisnya, Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna),  KSP Sahabat Mitra Sejati kembali bersinergi bersama Dinas Koperasi dan Kepolisian setempat untuk melakukan aksi kepedulian di tengah situasi pandemi Covid-19 yang masih mewabah hingga saat ini.

Aksi kepedulian tersebut berupa pembagian masing-masing 300 paket sembako ke 34 cabang KSP Sahabat Mitra Sejati dan 17 cabang Bank Sampoerna di seluruh Indonesia. Gerakan yang dinamakan Program Sahabat Peduli Komunitas Berbagi Sembako ini dilakukan secara bertahap, dimana tahap pertama dilakukan pada bulan Agustus 2021 dan tahap ke-2 akan dilaksanakan pada bulan September 2021 dengan total bantuan mencapai 27.000 paket sembako.

Penyaluran sembako  ini bersinergi dengan Kantor Kepolisian, Panti dan Dinas Koperasi setempat. Sementara pengadaan sembako bekerja sama dengan Anggota KSP Sahabat Mitra Sejati masing-masing wilayah, sehingga pemberdayaan UMKM dapat dilakukan secara merata serta lebih banyak yang menerima manfaatnya. Penerima bantuan difokuskan kepada masyarakat yang terdampak pandemi baik secara finansial, seperti pekerja harian lepas dan masyarakat kurang mampu di lingkungan kantor KSP Sahabat Mitra Sejati dan Bank Sampoerna.

Berbagai kontribusi itu tak ayal membuat KSP Sahabat Mitra Sejati diganjar Penghargaan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai Kontributor Pelaporan Data Debitur Melalui SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan) pada tanggal 27 April 2017. Koperasi yang juga dikenal dengan sebutan Sahabat UKM ini merupakan satu-satunya koperasi yang berperan sebagai kontributor pelaporan pada sistem SLIK yang akan menggantikan sistem SID BI pada akhir tahun 2017. Sebelumnya,  Sahabat UKM juga merupakan Koperasi pertama yang memperoleh izin menggunakan Sistem Informasi Debitur (SID) Bank Indonesia.

Peluncuran SOBATKU (Simpanan Online Sahabatku) pada 12 Juli 2017.