Dewan Pakar Partai Kesejahteraan Sosial (PKS) Rizal Bawazier menanggapi uji materiil sistem pemilu proporsional terbuka dan tertutup di Mahkamah Konstitusi. Menurutnya, kedua sistem itu punya tantangan tersendiri.
- KPU Surakarta Siapkan Antisipasi 28 TPS Rawan Banjir
- KPU Karanganyar Buka Lowongan Anggota KPPS
- Ferry Wawan Cahyono Resmi Pimpin MKGR Jateng
Baca Juga
Apalagi, posisinya sebagai Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) Dapil X Jawa Tengah (Kabupaten Batang, Kabupaten/Kota Pekalongan dan Kabupaten Batang). Didapuk di nomor urut satu, ia mengatakan kedua sistem butuh perjuangan.
"Semua sistem itu tetap ada perjuangan dan tantangannya masing-masing. Tapi secara pribadi, saya lebih suka proporsional terbuka," katanya, Sabtu (20/5).
Ia menyatakan dengan nomor urut satu, maka peluangnya lolos lebih besar dengan sistem proporsional tertutup. Namun, dengan sistem proporsional terbuka, para bacaleg lebih dituntut untuk bertemu langsung dengan masyarakat.
RB, sapaan akrabnya, menyebut ada beberapa isu yang menjadi perhatiannya. Satu di antaranya adalah masalah infrastruktur, irigasi, pupuk, hingga rob.
Ia mendapatkan laporan dari warga Kabupaten Pemalang terkait infrastruktur. Lalu juga masalah terkait pupuk serta irigasi.
Kemudian warga Pekalongan serta Batang juga mengeluhkan soal rob. Adanya tanggul raksasa Kota Pekalongan ternyata juga berdampak pada daerah sekitarnya.
"Imbasnya sampai ke Pemalang serta Batang. Tentu ini harus ada dorongan hingga ke Pusat, target saya adalah jika sudah duduk di pusat tentu lebih mudah untuk mendorong Pemerintah dan membantu masyarakat," tuturnya.
- Neno Warisman Dihadang, PA 212 Minta Jokowi Fair Bertarung
- Pemilu 2024, ASN Diingatkan Jaga Netralitas dan Tidak Main Politik
- Gus Islah: Penguasa Menjalankan Demokrasi yang Buruk