Udang Vaname Jadi Primadona Petambak Di Rembang

Penambakan Udang Vaname Secara Intensif Di Desa Tireman, Rembang Kota. Yon Daryono/RMOLJawaTengah
Penambakan Udang Vaname Secara Intensif Di Desa Tireman, Rembang Kota. Yon Daryono/RMOLJawaTengah

Rembang - Setelah booming udang windu pada dekade yang lalu telah lewat, dalam beberapa tahun terakhir budidaya udang vaname menjadi primadona sebagian petambak di Rembang. 

Hasil penelusuran RMOLJateng Minggu (10/11), petambak udang vaname tersebar di Desa Tireman dan Pasarbanggi, Kecamatan Rembang Kota, Desa Tasikharjo, Kecamatan Kaliori dan Desa Gedongmulyo, Lasem. 

Para petambak udang vaname di desa-desa di atas melakukan budidaya dengan metoda intensif, setengah intensif dan tradisional.

Menurut keterangan para petambak, sebenarnya budidaya udang vaname cukup mahal atau berbiaya tinggi. Khususnya biaya operasional, listrik, bibit dan pakan. Namun, karena harga jualnya udang tersebut cukup tinggi, maka menurut hitungan bisnis masih masuk.

Meski sebagian petambak khususnya yang datang dari luar kota, berspekulasi. Jika berhasil, mereka akan meneruskan usahanya. Jika gagal, mereka akan berhenti. Karena itulah luas lahan tambak idang vaname di Rembang fluktuatif tiap tahunnya.

Saat ini harga udang vaname untuk ses 53 harganya Rp100.000 artinya setiap satu kg berisi 53 ekor udang. Kemudian ses 55 harganya Rp90.000, ses 57 nilai jualnya Rp80.000, ses 60 harganya Rp70.000.

Selanjutnya ses 63/Rp60.000, ses 67/Rp50.000, ses 70/Rp40.000 dan ses 81 harganya Rp30.000.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Rembang, Sofyan Kholiq, saat dikonfirmasi Minggu (10/11) membenarkan kondisi di atas. Sofyan mengatakan, saat ini total luas tambak udang vaname sekitar 150 hektare.

"Budi daya udang vaname memang membutuhkan biaya cukup besar. Sehingga rata-rata tambak udang vaname yang diolah secara intensif biasanya milik orang bermodal," terang Sofyan Kholiq.

Dia mengakui, ada beberapa tambak yang diolah secara tradisional. Artinya tidak secara intensif yang menggunakan mesin baling-baling untuk memutar air agar air tambah selalu bergerak.

"Yang penting tambak ada air dari laut. Kemudian diberi pakan. Terus diterangi dengan listrik ala kadarnya," pungkas Sofyan Kholiq.