Purbalingga - Pemerintah Kabupaten Purbalingga meluncurkan program Industri Kecil Menengah (IKM) Berdaya Saing 2025 bertajuk Kepenak Ngodene, Rabu, (23/04). Bertempat di OR Graha Adiguna, program ini menargetkan lahirnya 320 wirausahawan baru yang mengusung potensi lokal sebagai kekuatan utama.
- Dindagkop UKM Rembang Mulai Lakukan Sosialisasi Pembentukan Koperasi Merah Putih
- Ketua DPRD Kunjungi Jepara Mulia Furniture Yang Lahir Dari Perantauan Di BLI
- Mas Wiwit Dukung Bangun Gedung Eksibisi
Baca Juga
Peluncuran dilakukan secara simbolis oleh Bupati Fahmi Muhammad Hanif dan Wakil Bupati Dimas Prasetyahani, melalui pemukulan gong dan penyematan tanda peserta. Peralatan produksi pun langsung diserahkan kepada peserta terpilih.
“Kalau kita ingin menjadi industri yang mandiri, itu berawal dari pasarnya dulu,” ujar Bupati Fahmi saat memberikan sambutan. Ia menekankan pentingnya penguasaan pasar sebelum masuk ke sektor produksi. “Yang jadi pemegang pasar adalah yang akan jadi pemenangnya.”
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Purbalingga, Johan Arifin, menyebut pelatihan akan menyasar sektor unggulan khas Purbalingga seperti olahan nanas, sapu glagah, kerajinan kayu dan batok kelapa, batu akik Klawing, serta las argon.
Seluruh pelatihan teknis dijadwalkan berlangsung empat hari untuk masing-masing jenis usaha, digelar antara April hingga Juni 2025. Lokasinya tersebar di Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Purbalingga, serta di Gedung Madin Assalam Penaruban dan Gedung Madin Karangreja. Sebanyak sepuluh instruktur dari kalangan pelaku IKM lokal akan membimbing para peserta.
Tak hanya soal produksi, Pemkab juga menyisipkan pelatihan digital marketing bagi peserta. “Peserta tidak hanya diajarkan cara menjual, tapi mulai dari produksi hingga strategi menembus pasar,” ujar Fahmi.
Dukungan datang dari pemerintah pusat. Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut (LMEA) Kementerian Perindustrian, Dini Hanggandari, menyampaikan bahwa kementeriannya tengah membangun Material Centre di Purbalingga. Fasilitas ini akan menyuplai bahan baku logam yang selama ini didatangkan dari Tegal.
“IKM logam bisa mendapatkan bahan baku meski dalam jumlah kecil, bahkan secara kredit,” kata Dini.
Program Kepenak Ngodene bukan hanya mencetak wirausahawan baru. Pemerintah berharap, langkah ini bisa menumbuhkan ekosistem industri lokal yang berkelanjutan. Dengan pendekatan dari hulu ke hilir mulai dari bahan baku hingga pemasaran, Purbalingga ingin menanamkan pola pikir industrial yang tahan banting.
- Wacana Pemekaran Wilayah, DPRD Jateng Belum Buat Bahasan
- LDA Keraton Surakarta Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis Untuk Abdi Dalem
- UNS Fasilitasi UTBK Ramah Disabilitas, Diikuti 10 Peserta