Umat Lintas Agama di Semarang Sambut Para Bikhhu Lakukan Ritual Thudong

Sebanyak 32 Bikhhu melakukan ritual berjalan kaki menuju Candi Borobudur. Ritual tersebut disebut dengan istilah Thudong yang memiliki makna besar bagi umat Buddha. Thudong ini diikuti oleh 30 Bikhhu yang berjalan dari Thailand dan 2 Bikhhu dari Indonesia.


Koordinator Persaudaraan Lintas Agama (Pelita) Semarang, Setyawan Budi mengatakan melalui ritual ini, umat lintas agama yang tidak mengikuti ritual juga merasakan ada pesan danau yang dibawa untuk seluruh umat manusia. Bahkan ia melihat dengan kedatangan Thudong yang melintasi Kota Semarang juga membawa berkah tersendiri bagi upaya membangun kerukunan dan toleransi. 

"Ya pasti kami akan menyuarakan pesan kemanusiaan dan perdamaian melalui para Bikhhu yang melakukan Thudong ini," kata Wawan, sapaan akrabnya, Minggu (28/5). 

Ia mengatakan akan membantu Thudong saat berada di Semarang bersama aktivis lintas agama yang ada di Kota Semarang ini.

"Ya pastinya kami membantu membagi makanan dan obat-obatan bagi para bikhhu tersebut. Kami juga memberi bantuan berupa pemijatan dan istirahat yang layak," tuturnya.

Diketahui, sebanyak 30 rombongan bikhhu Thailand dan 2 bikhhu Indonesia melakukan thudong telah tiba di Kota Semarang tadi pagi pukul 09.30 WIB.

Perjalanan 30 bikhhu itu dimulai dari Nakhon Si Thammarat, Thailand pada 23 Maret 2023, melewati empat negara yaitu Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia.

Perjalanan para bikhhu di Kota Semarang dikawal Banser yang merupakan bagian dari Nahdlatul Ulama. Selain itu, aparat kepolisian dan Dinas Perhubungan (Dishub) juga turut mengawal.

Sekretaris Pengurus Vihara Sima 2500 Buddha Semarang, Wahyudi mengatakan, ada 32 bikhhu yang melakukan perjalanan ke Candi Borobudur. 

"Para Bikhhu kagum dengan antusiasme warga Semarang," jelasnya.

Dia menjelaskan, awalnya bikhhu yang melakukan perjalanan dari Thailand berjumlah 40 orang. Namun beberapa ada yang tidak bisa meneruskan perjalanan karena sakit dan membutuhkan perawatan. 

Tanto Sugitoharsono selaku Ketua 2 DPD Walubi (Wali Amanat Umat Budha Indonesia) Jateng mengatakan rute perjalanan para bikhhu selama di Kota Semarang. Rutenya dimulai dari Mangkang, jalan Krapyak, lalu Siliwangi, menembus Jenderal Sudirman. Kemudian setelah itu belok ke Indrapasta menuju Pierre Tendean, lalu Jalan Pemuda.

"Dari jalan Pemuda ke Pasar Johar lalu jalan Agus Salim, Pattimura lalu Dr cipto belok kiri ke Vihari Widoharjo," bebernya. 

Setelah dari Vihara Widoharjo, bikhhu Thailand masuk ke Patimura kemudian Pekojan lalu singgah di Kelenteng Tay Kak Sie.

Usai dari Tay Kak Sie menuju Gang Pinggir dan Sebandaran lalu berjalan melewati Jalan Ahmad Yani dan Simpang Lima.

"Selanjutnya naik ke Banyumanik langsung menuju Vihara Sima 2500 Buddha Jayanti di Pudak Payung," terangnya.