Salah satu mata air terbesar di Kabupaten Semarang, Sendang Umbul Sanjoyo dipadati warga berbagai daerah yang hendak melaksanakan 'Padusan'.
- Masjid Agung Demak, Destinasi Terpopuler Ketiga se-Jateng
- Taman Bogorame, Oase di Tengah Teriknya Demak
- Hendi Serahkan Piala Pemenang Trisakti Tourism Award
Baca Juga
Padusan dalam tradisi Jawa, mandi atau berendam di dalam air. Padusan yang juga diartikan mensucikan diri serta membersihkan jiwa dan raga dalam menyambut datangnya bulan Ramadan.
Dan rata-rata yang dipilih adalah mata air atau warga setempat menyebut sebagai Tuk atau Sendang.
Tuk Umbul Sanjoyo sudah dari jaman kerajaan Jawa kuno, dikenal sebagai pemandian raja-raja sebagai besar di pulau Jawa ini.
Bahkan, legenda Joko Tingkir pun memilih Umbul Sanjoyo sebagai tempat bertapa selain 'kungkum'.
Dinamakan Senjoyo karena ada kaitannya dengan Raja Sanjaya. Lokasi kolam yang berada di Desa Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang ini berbatasan dengan Kota Salatiga.
Sejumlah pohon besar yang masih berdiri kokoh, menandakan sejarah tak lengkap oleh waktu. Pasalnya, Hingga saat ini masyarakat masih mempercayai Umbul Sanjoyo masih dikaitkan dengan pemandian kramat.
Dan menjelang Ramadan, Umbul Senjoyo Kabupaten Semarang dipadati wisatawan sebagian besar domestik.
Fitriani (35) warga Ampel, Boyolali misalnya. Ia sengaja datang bersama keluarga untuk melaksanakan padusan. Sehari menjelang Ramadan, ia pun sengaja memilih Umbul Sanjoyo lantaran lokasi yang tak jauh dari asalnya.
"Sekalian mengajak keluarga di akhir pekan berlibur," ujarnya.
Jika dua tahun terakhir tradisi padusan dilarang digelar di Umbul Sanjoyo, tahun ini seolah masyarakat melepas penat meski dengan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
Selain itu, Warga Tegalwaton, Candra mengungkapkan ia datang ke Umbul Senjoyo untuk meramaikan tempat wisata ini.
Sementara itu, Kepala Desa Tegalwaton, Tri Wuryanto mengungkapkan pihaknya tidak menyelenggarakan kegiatan padusan di Umbul Senjoyo.
Akan tetapi karena di Umbul Senjoyo sudah dipadati wisatawan yang melakukan tradisi padusan, pihaknya hanya mengantisipasi kepada apra wisawatan jika terjadi apa-apa.
Sebagai pemangku kebijakan, ia bekerja sama dengan Desa Bener untuk mengantisipasi pengamanan serta prokes.
- Wali Kota Semarang Resmikan Taman MT Haryono
- Djoko Setijowarno: PT KAI Perlu Revitalisasi Kawasan Stasiun Pertama di Indonesia
- Pasar Dugderan Semarang, Banyak Pilihan Kuliner dan Asyik Digunakan Jalan-jalan