Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menjadi tuan rumah acara Bank Indonesia Mengajar 2022, yang dilaksanakan di Ballroom Gedung Ki Hadjar Dewantara, Kampus UNS Solo, Jumat (26/8).
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung, Ph.D hadir secara langsung dalam acara tersebut, disambut oleh Direktur Perencanaan, Kerja sama, dan Internasionalisasi UNS, Prof. Irwan Trinugroho, Ph.D. Prof. Irwan.
"Kami berterima kasih karena Bank Indonesia telah memilih Universitas Sebelas Maret sebagai tuan rumah dalam acara Bank Indonesia Mengajar yang mengangkat tema ‘Mengakselerasi Digitalisasi Ekonomi dan Keuangan untuk Pemulihan Ekonomi’. Ini sangat spesial karena Bapak Deputi dapat hadir secara langsung dalam acara hari ini," ujar Prof. Irwan.
Berkaitan dengan tema yang diusung, Prof. Irwan menjelaskan bahwa UNS telah mengakselerasi digitalisasi ekonomi sekaligus berusaha menjadi pionir dalam transformasi digital tersebut. Usaha itu diwujudkan dalam berbagai hal yang telah dilakukan UNS.
Beberapa transformasi digital yang coba diwujudkan UNS yakni dengan membuat Pusat Unggulan Ipteks (PUI) Fintech and Banking. Selain itu, UNS juga baru saja membuka Fakultas Teknologi Informasi dan Data Sains untuk menunjang data dan teknologi digitalisasi ekonomi. UNS melalui Fakultas Ekonomi dan Bisnis juga baru saja membuka program studi Bisnis Digital yang diharapkan dapat mempersiapkan talenta terbaik untuk melakukan transformasi digital.
"Itu semua kami dedikasikan untuk mempersiapkan talenta-talenta unggul di bidang ekonomi digital, dan itu menjadi salah satu program prioritas oleh Pak Rektor di tahun ini," imbuhnya.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung, Ph.D mengatakan, bahwa sudah seharusnya bank Indonesia bersinergi dengan segala lini.
"Ini adalah sesuatu yang tentu saja harus kita lakukan di dalam proses digitalisasi adalah sinergi dengan berbagai pihak. OJK sebagai pengawas dari sektor keuangan secara mikro, Bank Indonesia sebagai sistem pembayaran. Jika bicara data dan sebagainya, ini perannya Kemkominfo. Sekarang ini sedang dibahas RUU tentang perlindungan data pribadi. Intinya kita harus bekerjasama dan bersinergi di semua lini pemerintahan dan sektor industri," ungkap Juda.
Dalam kesempatan tersebut, Juda juga menjadi narasumber yang menyampaikan materi tentang transformasi digital yang telah dilakukan Bank Indonesia. Juda menyebut bahwa digitalisasi ekonomi meningkat pesat selama pandemi. Aktivitas ekonomi daring meningkat dua kali lipat selama pandemi.
Tren transaksi digital tersebut terus berlanjut pasca pandemi. Hal ini terlihat dari data yang dimiliki oleh Bank Indonesia tentang metode pembayaran e-commerce pada Juli 2022 yang didominasi oleh uang elektronik sebesar 36,15 persen, disusul uang tunai sebesar 34,25 persen, dan pay later sebesar 12,80 persen.
Juda mengatakan bahwa perkembangan transaksi e-commerce Indonesia memiliki potensi yang besar. Indonesia disebut berpotensi memiliki pasar e-commerce terbesar di ASEAN pada 2025 dengan nilai 140 miliar dolar AS. Dengan potensi tersebut, sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia harus disiapkan untuk menerima transformasi ekonomi digital tersebut.
Kebutuhan sumber daya untuk menyiapkan transformasi 2025 tersebut sesuai dengan program-program yang telah dilakukan UNS. Dengan itu, sinergi antara UNS dan Bank Indonesia diharapkan semakin kuat terjalin dalam menyiapkan talenta unggul dalam ekonomi digital.
"Indonesia adalah pasar yang luar biasa. Oleh sebab itu, sisi human resources harus kita dorong agar kita menjadi tuan rumah, dalam arti kitalah yang bisa mengendalikan semua ini. Nilai 70 miliar dolar AS pada 2021 untuk digital transaction di Indonesia dan 2025 itu diprediksi tumbuh 2 kali lipat," pungkas Judo.
- Digitalisasi Pembayaran Jadi Strategi BI Dorong Pariwisata
- Undip Jadi Perguruan Terbaik Versi Emerald Publishing
- UMS Gelar ISETH Presentasikan 701 Papper