Warga Kota Semarang diimbau tidak panik saat menemukan hewan liar sakit dan bisa segera melaporkan kepada dinas pertanian setempat.
- Peningkatan Produksi Pangan Jadi Prioritas Pemkot Semarang
- Wamentan Pantau Sembako, Wali Kota Semarang Sekalian Gelar Operasi Pasar
- Pamitan, Mbak Ita Minta Maaf Kepada Masyarakat
Baca Juga
Wali Kota Semarang, Hevearita G. Rahayu mengatakan, adanya penemuan kucing-kucing liar di Kelurahan Sampangan, Kecamatan Gajahmungkur terindikasi terkena rabies beberapa waktu lalu. Namun setelah dilakukan pemeriksaan oleh dispertan kucing-kucing tersebut tidak terkena penyakit rabies.
“Sudah komunikasi dengan Dinas Pertanian dan kucing sudah diambil juga tidka ditemukan penyakit rabies. Mungkin memang sedang tidak sehat saja,” kata Ita, sapaan akrabnya, Senin (31/7).
Pihaknya juga meminta kepada dinas terkait untuk sigap jika mengetahui ada hewan misalnya kucing sedang sakit dan berada di area umum untuk segera diperiksa.
“Bagi warga yang punya kucing dengan gejala-gejala yang beda sehari-hari maka bisa koordinasi dengan Dinas Pertanian karena punya poliklinik hewan di Gayamsari dan Gunungpati,” jelasnya.
Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur mengatakan, masyarakat tidka perlu khawatir dengan kucing liar yang ditemukan tersebut dinyatakan aman dari rabies. Hal tersebut ditegaskan usai ada pemeriksaan dari dispertan.
Ia menceritakan, setelah keempat kucing liar tersebut dievakuasi kemudian langsung dilakukan pemeriksaan dan dinyatakan tidak menunjukkan gejala rabies.
Hernowo menjelaskan, gejala awal rabies biasanya ditandai dengan hewan takut cahaya maupun air.
Selain itu, hewan juga cenderung agresif serta mengalami hipersalivasi atau keluar air liur berlebihan. Hanya saja, hewan yang keluar air liur berlebihan tidak selalu menunjukan rabies. Apalagi, kucing liar mengeluarkan air liur berlebihan bisa saja karena keracunan makanan.
"Tidak usah panik. Kasus yang di Gajahmungkur aman. Tidak apa-apa. Dia (kucing) tidak takut sinar, tidak takut air. Tidak menunjukan gejala-gejala rabies," kata Hernowo.
Dia menjelaskan untuk hewan peliharaan ditemukan mati di selokan daerah Gunungpati juga tidak perlu dikhawatirkan. Saat petugas datang, hewan tersebut memang sudah dalam kondisi mati. Pihaknya telah mengirim hewan tersebut ke Balai Besar Veteriner Yogyakarta untuk dilakukan pengecekan laboratorium.
"Hasil lab baru keluar sekitar 3-4 hari ke depan. Kemarin sudah mati, kami sudah identifikasi. Karena kejepit di selokan jadi agresif. Sebenarnya karena itu (hewan) rumahan tidak kami khawatirkan," ucapnya.
- Peningkatan Produksi Pangan Jadi Prioritas Pemkot Semarang
- Wamentan Pantau Sembako, Wali Kota Semarang Sekalian Gelar Operasi Pasar
- Pamitan, Mbak Ita Minta Maaf Kepada Masyarakat