Zaman Telah Berubah, Pengamat Imbau Orang Tua Jangan Tanya 'Kapan Nikah?'

Ilustrasi
Ilustrasi

Nikah bagi orang zaman dulu dianggap semakin cepat lebih baik. Tak berpandangan berapa pun usia, belasan tahun maupun sudah masuk kategori matang, di atas 25 tahun. Bahkan, dulu muncul sebutan pernikahan dini. 


Namun, pola pikir masyarakat sekarang sepertinya jauh berbeda. Buktinya, anak-anak muda usia tertentu belum memilih keputusan untuk segera melangsungkan pernikahan. Lha apakah nggak salah?.

Anak-anak muda zaman now alias kalangan milenial cenderung kebanyakan punya pendirian kokoh bahkan pola pikirnya prinsip mapan dulu baru nikah belakangan. Tetapi, alasan mereka bisa juga mengelak karena belum siap sambil menunggu matang. Rata-rata begitu.

Sosiolog Unika Soegijapranata Hermawan Pancasiwi mengatakan, zaman berubah membuat kehidupan masyarakat juga geser dengan kondisi sesuai berbagai faktor. Patokan perkawinan tidak seperti dulu lagi, tergantung orangnya atau dituntut keluarganya juga pengaruh.

"Kawin cepat atau nunggu sukses dulu kan nggak ada tuntutannya. Bisa saja keluarga menuntut ah cepat nikah biar bisa punya anak sebelum usia sekian. Tetapi, faktor-faktor itu hanya sekedar bagian kecil kasus umum terjadi, penentunya prinsip," terang Hermawan.

Namun, prinsip tentang masalah pribadi seperti bahasan usia nikah, Hermawan tidak ingin terlalu dibesar-besarkan karena semua orang pasti pikirannya beda-beda. Lebih baik ditanyakan ke diri sendiri saja kira-kira siap dalam waktu berapa tahun lagi.

Justru hal kecil, kata Sosiolog Unika itu, rawan memicu perselisihan hubungan karena ranahnya termasuk pribadi yang bukan untuk dicampuri orang lain.

"Mending tidak lah bahas tanya-tanya kapan nikah. Nggak perlu. Itu pribadi seseorang, prinsip, jadi sensitif. Bisa menyulut permusuhan di keluarga teman dan merusak hubungan akhirnya. Tetapi, silahkan bisa menyarankan terbaik untuk kepentingan orang lain demi atas dasar hubungan dekat," jelas Hermawan.