120 Warga Kawasan Borobudur Dilatih InJourney Hospitality House

Pelatihan difasilitasi tenaga profesional dengan menekankan tujuan pariwisata berkelanjutan di kawasan Borobudur. Istimewa
Pelatihan difasilitasi tenaga profesional dengan menekankan tujuan pariwisata berkelanjutan di kawasan Borobudur. Istimewa

Sebanyak 120 warga  Desa Tegalarum, Desa Kebonrejo dan Desa Kembanglimus, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mendapat pelatihan InJourney Hospitality House (IHH). 


Peserta pelatihan pemberdayaan itu berasal dari berbagai macam profesi. Ada anggota kelompok sadar wisata (pokdarwis), BUMDes, pegiat usaha mikro kecil menengah (UMKM), petani, dan perangkat desa.

Kegiatan selama 3 hari (29-31 Mei 2024) itu diselenggarakan oleh PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWCBPRB) bersama PT Angkasa Pura I Yogyakarta International Airport (YIA). 

Corporate Secretary PT Taman Wisata Candi (TWC), AY Suhartanto mengatakan, program IHH dirancang agar pelaku wisata dan UMKM memiliki wawasan luas dan dapat menerapkan standar pelayanan prima yang menunjukkan keramahtamahan sehingga mampu menjadi pengalaman berkesan dan berkualitas bagi wisatawan.

InJourney, menurut dia, berupaya membangun kesadaran masyarakat akan nilai-nilai luhur seperti keramahtamahan dan saling tolong menolong, yang sesuai dikembangkan menjadi karateristik Borobudur sebagai destinasi wisata. 

"Kami berkeinginan untuk terus berkontribusi dalam membangun sikap tersebut melalui pemberdayaan masyarakat di kawasan ini," katanya, usai pelatihan di Pasar Tani Morosuko, Tegalarum.

Ia mengatakan, IHH merupakan bagian dalam membangun ekosistem pariwisata terutama di kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur. 

"Kita tidak berbicara sektoral. Bahwa pariwisata ini terkoneksi antara YIA, destinasi dan kawasan sekitarnya. Hal ini turut menantang kita untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan yang hadir di sektor pariwisata. Nantinya pariwisata ini akan menjadi unggulan terhadap perekonomian Indonesia," katanya.

GM PT Angkasa Pura I YIA (Bandara Internasional Yogyakarta), Ruly Artha, mengatakan, pihaknya mempunyai tanggungjawab mendorong terciptanya standar pelayanan yang mencerminkan keramahtamahan Indonesia sebagai bagian dari ekosistem aviasi dan pariwisata.

"Mari berkolaborasi untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi kita dalam menyambut wisatawan. Baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara, dengan pelayanan end to end mulai dari bandara hingga destinasi wisata," ajak Ruly Artha.

Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olah Raga (Disparpora) Kabupaten Magelang, Mulyanto, berharap, pelatihan tersebut memberikan dampak positif pada kesejahteraan masyarakat sekitar.

"Pariwisata memutar perekonomian warga, tidak hanya yang terlibat langsung, tetapi juga sektor pendukung seperti tukang ojek dan parkir kendaraan. Semoga pelatihan ini memberikan efek berlipat ganda bagi warga," ujarnya.

Camat Borobudur, Subiyanto, juga berharap, program pemberdayaan tersebut dapat membangun komunikasi intensif antardesa di Borobudur, pemerintah daerah dan BUMN. 

"Mari kita berbagi informasi dan berkolaborasi untuk mengaktualisasi potensi masing-masing dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita dapat menjadi tuan rumah bagi wisatawan," ucapnya.

Agustina Triningsih (19), warga Desa Kembanglimus, merasa gembira bisa mengikuti pelatihan yang mengajarkan tentang dasar pelayanan seperti cara berkomunikasi yang efektif dalam menyambut pelanggan atau wisatawan.

"(Pelatihan) ini sangat bermanfaat. Saya berharap bisa mempraktekkannya kepada pelanggan dan wisatawan," ujar wanita yang bekerja sebagai anggota satuan pengamanan.