Sejak Januari hingga November 2024 terdapat 19 warga Grobogan Jawa Tengah tewas akibat serangan Demam Berdarah Dengue (DBD).
- Pasien DBD Membludak, Ruang IGD Jadi Alternatif
- Kasus DBD di Blora Alami Peningkatan hingga 100 Persen
- Atasi DBD, Gibran: Sementara Itu (PSN)
Baca Juga
Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan, kasus kematian tertinggi akibat DBD terjadi pada bulan Februari dan Mei 2024. Di dua bulan tersebut ada lima pasien yang meninggal akibat DBD.
Kasus tertinggi serangan DBD terjadi di bulan Oktober dengan 169 kasus, namun di bulan tersebut tidak terdapat kasus kematian.
Mulai Januari hingga November 2024 terdapat empat bulan nihil korban meninggal akibat DBD, yakni Juni, September, Oktober dan November.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), dr Djatmiko mengatakan, sesuai laporan Kewaspadaan Dini Rumah Sakit (KDRS) terdapat 2.829 laporan.
"Untuk Demam Dengue ada 1.352 kasus, DBD 1.028 kasus, dan Dengue Shock Syndrome (DSS) sebanyak 33 kasus," terangnya, Selasa (12/11) siang.
Dia meminta, masyarakat mewaspadai cuaca ekstrim, lantaran kondisi kesehatan tubuh rentan terlebih di musim tersebut perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti sangat cepat.
"Kami berharap masyarakat ikut berperan serta pemberantasan sarang nyamuk di lingkungan masing-masing, serta memusnahkan jentik yang ada," imbuhnya.
Pihaknya juga akan melakukan foging focus pada lokasi kasus DBD yang memenuhi kriteria foging. Tujuannya guna menurunkan populasi nyamuk dan menurunkan psikologis masyarakat yang cemas karena kejadian kasus DBD di lingkungannya.
"Untuk kasus anak demam lebih dari 2 – 3 hari agar cek laboratorium darah lengkap atau pemeriksaan rapid tes DBD," pintanya.
- Pasien DBD Membludak, Ruang IGD Jadi Alternatif
- Kasus DBD di Blora Alami Peningkatan hingga 100 Persen
- Atasi DBD, Gibran: Sementara Itu (PSN)