Sejumlah sekolah menengah pertama (SMP) Negeri di Kabupaten Batang terdampak bencana hujan disertai angin kencang. Satu SMP yang terparah adalah SMPN 9 Batang.
- Mahasiswa Unsoed Kenalkan Motif Batik Lewat Tanaman Bonsai Kelapa
- Undip Fasilitasi Bus Kampus untuk Mahasiswa
- Unsoed Siapkan Pembelajaran Tatap Muka
Baca Juga
Kepala Bidang SMP, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Batang, Sumanto menyebut SMPN 9 Batang kebanjiran dua kali. Pertama pada Sabtu (31/12/2022) malam dan kedua, Senin (3/1/2023) malam.
"Yang malam tahun baru itu sudah kebanjiran, hari Minggunya sudah dilakukan pembersihan dibantu tim BPBD, Damkar dan Pudam Sendang Kamulyan. Perkiraan kami butuh tiga hari, tapi semalam kebanjiran lagi," kata Sukamto saat ditemui di kantornya, Selasa (3/1).
Pada banjir pertama yang mengalami paling parah yaitu ruang kelas, tata usaha dan kepala sekolah karena belum ditinggikan. Ada lima ruang kelas yang terhindar dari terjangan banjir karena kondisinya telah ditinggikan.
Untuk kegiatan belajar mengajar, sekitar 500 siswa SMP N 9 Batang untuk sementara belajar dengan sistem daring. Para guru juga menjalankan Work From Home.
"Di situ memang langganan, kalau mau direlokasi atau ditinggikan tentunya butuh biaya yang banyak," tambahnya.
Selain itu, SMPN 1 Subah juga terkena bencana yaitu tertimpa pohon jati. Ruang kesenian dan kantin sekolah rusak.
"Kami sedang mengupayakan ada perbaikan dengan minta pertanggungjawaban dari perhutani," ucapnya.
SMPN 2 Tulis juga sempat terendam air karena tembok sekolah jebol. Tapi tidak terlalu terdampak karena air langsung surut.
Kepala SMPN 9 Batang, Siswono menambahkan pembersihan pada banjir kedua belum dilakukan. Sebab proses pembersihan cukup berat dan tidak ada peralatan.
Ia berharap bangunan sekolahnya bisa ditinggikan. Perkiraannya, butuh Rp 1,5 miliar untuk meninggikan 12 ruangan.
- Civitas Akademika UKSW Turut Partisipasi Aksi Donor Darah Sambut Paskah 2023
- UMS Buka Prodi Baru S1 Sistem Informasi, Kuota 150 Mahasiswa Baru
- Cegah Bullying, Kapolres Sukoharjo Penyuluhan di SMP Al Azhar