Lembaga Arus Survei Indonesia (ASI) merilis hasil survei nasional bertema “Peta Elektoral Pilpres 2024 Pasca Polemik Putusan MK & Jelang Masa Kampanye”. Survei dilaksanakan pada tanggal 3 – 8 November 2023 di 34 Provinsi di Indonesia, melalui telesurvei dengan metode penarikan sampel random digit dialing (RDD).
- Pelantikan Kepala Daerah 6 Februari, Batal!
- Pendaftar Penjaringan Bacalon Wali Kota dan Wakil Walikota Solo Makin Bertambah, Salah Satunya Perempuan
- Gelar Konsolidasi Kader, PKS Siap Menangkan BERLIAN Di Pilkada Karanganyar
Baca Juga
Hasilnya, dari sampel 1200 responden, dengan asumsi simple random sampling maka margin of error (MoE) adalah +/- 2.9% pada tingkat kepercayaan 95%, 45 persen Terkait dengan kemantapan pilihan, sebanyak 45,2% masyarakat mengaku masih mungkin mengubah pilihan (swing voters) pada pemilu 2024, sementara yang mengatakan tidak akan berubah (strong voters) 46,3%, dan yang belum menentukan pilihan (undecided votes) 8,5%.
"Sedangkan, jika dibedah dari aspek usia/generasi, swing voters didominasi Gen Z (52,0%), Gen X (49,4%), Pre-Boomer (68,2%), sementara strong voters didominasi Gen Milenial (53,3%) dan Baby Boomer (46,5%)," kata Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, Ali Rif'an dalam keterangannya, Selasa (14/11/2023).
Lebih lanjut, Ali mengatakan, terkait polemik putusan MK, sebanyak 56,6% masyarakat mengaku iya ada konflik kepentingan terkait putusan MK mengingat Ketua MK Anwar Usman adalah paman dari Gibran Rakabuming Raka, sementara yang mengatakan tidak ada konflik kepentingan 31,4%, dan yang tidak jawab 12,0%.
"Jika dibedah dari aspek usia/generasi, yang mengatakan “iya” bahwa keputusan MK ada konflik kepentingan didominasi oleh Gen Z, Gen Milenial, Gen X, dan Baby Boomer, sementara untuk generasi Pre-Boomer mayoritas menganggap keputusan MK tidak ada konflik kepentingan," paparnya
Sementara itu, jika dicrosstab antara pendapat publik atas putusan MK dengan prefensi terhadap kandidat, maka baik yang berpendapat positif ataupun negatif, semua secara mayoritas memilih pasangan Prabowo-Gibran. Artinya, polemik tentang putusan MK tidak terlalu signifikan mempengaruhi prerensi publik terhadap kandidat.
Terkait elektabilitas 3 pasangan capres-cawapres 2024, ASI merilis Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berhasil menorehkan dukungan 35,9% suara, Ganjar Pranowo-Mahfud MD 29,5%, dan Anies Baswedan-A. Muhaimin Iskandar 25,4%. Sementara yang tidak tahu/tidak jawab 9,1%.
"Dari aspek wilayah, maka pasangan Anies-Muhaimin paling kuat di DKI Jakarta & Banten 39,7%, pasangan Ganjar-Mahfud paling kuat di Bali, NTB, NTT 40,0%, Jawa Tengah & DI Yogyakarta 35,9% serta Jawa Timur 35,2%. Sementara pasangan Prabowo-Gibran paling kuat di Jawa Barat 48,9%, Kalimantan & Sulawesi 28,2%, Maluku & Papua 40,0%, dan tentu saja Sumatera 44,2%," paparnya.
Untuk aspek usia/generasi, ASI merangkum hasil survei, pasangan Anies-Muhaimin paling kuat di generasi Baby Boomer 31,3%, pasangan Ganjar-Mahfud paling kuat di generasi Pre-Boomer 22,2%. Sementara Prabowo-Gibran paling kuat di Gen Z 48,6%, Gen Milenial 41,1%, Gen X 33,7%.
"Dalam simulasi head to head pasangan capres-cawapres 2024, berikut ini tiga simulasi, Ganjar Pranowo-Mahfud MD 42,0% dan Anies Baswedan-A. Muhaimin Iskandar 38,8%, TT/TJ 19,2%. Lalu, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka 59,9% dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 30,3%, TT/TJ 9,8%. Dan, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka 57,7% dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD 32,8%, TT/TJ 9,5%," pungkasnya.
- Mantan Relawan Jokowi Kutuk Keras Teror Bom Molotov Di Rumah Mardani
- Andika-Hendi: Nyuwun Tulung untuk Pilgub Ini
- Sekjen Gerindra Dan PAN Bertemu Di Rumah Makan Turki