Abrasi, Bibir Pantai Sigandu Hilang 80 Meter

Puluhan cafe di kawasan Pantai Sigandu terancam hilang karena abrasi beberapa tahun lagi.


Hal itu itu disampaikan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Batang Nur Faizin saat ditemui di ruang kerjanya.

"Contoh nyatanya adalah bangunan panggung hiburan yang yang sudah hilang. Padahal pada ada 2014 saya melihat masih ada bangunan tersebut di Pantai Sigandu," kata politisi PPP itu, Rabu (15/9).

Nur Faizin memperkirakan dalam jangka lima tahun abrasi akan mengikis garis pantai.

Dia yakin air laut akan sampai ke bangunan bangunan cafe yang ada di pantai sigandu.

Pria berkacamata itu meminta masalah abrasi di kawasan Pantai Sigandu atau Kabupaten Batang pada umumnya mendapat perhatian.

"Bisa jadi di pantainya nanti sampai ke jalan raya," selorohnya.

Kepala Bapelitbang Kabupaten Batang Ari Yudianto membenarkan ada abrasi yang cukup parah di kawasan Pantai Sigandu.

Ia menerangkan, garis pantai sigandu sudah menjorok hingga hampir 100 meter dari titik semula.

Kepala Dinas Lingkunga Hidup (DLH) Kabupaten Batang, Handy Hakim mengatakan, pemkab sudah memasang bronjong sepanjang 2 kilometer berhasil tahan laju abrasi di Pantai Sigandu.

Alat penahan gelombang itu terpasang di dasar laut, sekitar 100 meter dari daratan.

Abrasi mengikis 50 sampai 80 meter sepanjang bibir Pantai Sigandu.

"Bronjong penahan gelombang sepanjang 2 kilometer. Itu tidak terlihat, karena lokasinya di dasar laut sekitar 100 meter dari bibir pantai saat ini," katanya.

Alat penahan gelombang itu didatangkan dari China.

Bahan-bahan impor itu sengaja didatangkan karena tidak ada yang memproduksinya di Indonesia.

Pembangunan dilakukan pada kurun 2018 hingga 2019.

"Tetap harus waspada, meski tampak sudah berhenti karena tertahan bronjong," jelasnya.