Akibat mafia impor minyak BBM yang tidak bisa terkendali menyebabkan harga BBM di Indonesia lebih mahal dibandingkan di Vietnam, Thailand dan Myanmar.
- Biarkan JK Pensiun, Jangan Dipaksa Jadi Cawapres
- Incar Kursi Cawapres Untuk AHY, Demokrat PDKT Ke PDIP
- KPU Solo Gelar Debat Publik Pilkada Putaran Kedua
Baca Juga
Diduga ada perusahaan ketua umum partai politik pendukung Joko Widodo yang menguasai impor BBM di Pertamina.
"Jadi pembubaran Petral cuma untuk mengganti mafia rente impor BBM yang ujung-ujungnya untuk dana pilpres dan pileg nanti. Rakyat mulai diperas dengan harga BBM yang mahal, padahal harga BBM di negara-negara yang sama sama negara pengimpor tidak semahal di Indonesia," kata Wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Poyuono melalui pesan elektronik yang disebarluaskan, Minggu (1/7).
Menurut Arief, naiknya BBM juga diakibatkan oleh naiknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang gagal dikendalikan menjadi di bawah Rp 10 ribu, seperti janjinya Jokowi saat Pilpres 2014 lalu.
"Nah sekarang tinggal masyarakat mau BBM sampai Rp 15 ribu perliter dan dolar dihargai Rp 15 ribu ke atas, dan pabrik pada tutup, tarif tol mahal apa mau kita lengserkan Joko Widodo di tahun 2019," ketus dia.
Ia pun menyindir masyarakat yang hingga saat ini, masih suka terbuai dengan pembagian sembako gratis yang dilkakukan Jokowi, meskipun harga bahan pokok melambung tinggi.
"Semua terserah rakyat Indonesia kalau masih senang di kasih sembako ya monggo sama Joko Widodo," ujarnya.
- Jelang Pilwakot, Ade Bhakti: Tunggu Saja, Sudah Dekat Juga Waktunya
- Perempuan Harus Terlibat dalam Setiap Pengambilan Keputusan Penting
- Debat Publik Kedua Calon Bupati Tetap Dilaksanakan Live