Bakal Calon Legislatif dari Partai NasDem Daerah Pemilihan 1 Jateng, Kartika Ayuningtyas atau sering dikenal Ajeng Kartika bertemu dengan Sastrawan Indonesia, Triyanto Triwikromo.
- Jelang Pencoblosan, Pj Wali Kota Salatiga Imbau Warga Tak Termakan Hoaks
- Perekrutan 17.983 KPPS Jadi Dilema KPU Batang
- Soal Pengganti Joko Santoso, DPD Gerindra Jateng Masih Menunggu SK Pemberhentian dari DPP
Baca Juga
Pada pertemuanya, Artis film 22 Menit tersebut berdiskusi tentang menguasai komunikasi media terutama menghadapi pertanyaan para awak media.
"Saya ingin belajar merangkai kata-kata saat menghadapi awak media. Sampai sekarang saya masih takut menghadapi wartawan," kata Ajeng Kartika di Kantor Redaksi Suara Merdeka, Semarang, Rabu (29/8/2018).
Selain sebagai penulis novel, Triyanto Triwikromo sendiri merupakan Wakil Pimpinan Redaksi Suara Merdeka. Karyanya yang terkenal adalah buku Bersepeda ke Neraka, Surga Sungsang, dan Kematian Kecil Kartosoewirjo.
"Kuncinya anggaplah semua yang dihadapi adalah teman lama. Pertanyaan media simpel dan mudah ditebak, tidak memikirkan isinya, yang penting adalah menganggap yang dihadapan kita adalah teman," kata Triyanto.
Triyanto menjelaskan setiap wartawan atau jurnalis akan bertanya tidak jauh dari apa yang dihadapi sang narasumber.
"Mereka akan bertanya apa yang menjadi topik narasumber. Dan jika diwawancarai, kita berhak kroscek apa yang dibicarakan, dan jika salah maka kita punya hak jawab," jelasnya.
Selain itu, ia juga memberikan masukan kepada Bacaleg dari Partai Nasdem tersebut, untuk deket dengan kalangan milenial dan kaum ibu-ibu.
"Pelajari ciri-ciri anak milenial, mereka suka media sosial, mereka suka dengan multimedia. Kemudian kekuatan ibu ibu, ambillah pasar ibu-ibu, kalau ada yang suka dengan zumba masuk disitu," ucapnya.
Ia mengungkapkan, era sekarang adalah era industri kreatif, masuk di kalangan milenial harus dengan bahasa yang tidak kaku, namun dapat mendekati dengan memakai bahasa yang gaul.
"Sentuh hatinya bukan sentuh pikirannya. Dunia sekarang bukan lagi pikiran tapi lewat hati," bebernya.
Dia mencontohkan, Gubernur Jawa Tengah Terpilih, Ganjar Pranowo bisa bertahan memimpin Jawa Tengah karena mau belajar budaya dan dekat dengan kalangan milenial.
"Gubernur terpilih Ganjar Pranowo dia belajar culture dan kebudayaan. Pertarungan di Jawa Tengah ibaratnya kontestasi nasional, pertaruhan yang luar biasa. Musuh ganjar tidak hanya sudirman said namun seluruh konflik yang ada di Indonesia," tandasnya.
- Ketua KPU Demak : Debat Calon Bupati dan Wakil Bupati Tingkatkan Partisipasi Pemilih
- Pj Bupati Tegal Tinjau Sejumlah TPS Di Tegal, Terpantau Aman
- Politisi Gaek PDI Perjuangan Turun Gunung Hadiri Penetapan Caleg Terpilih, Teddy: Ini Dinamika Perpolitikan