Tuhan selalu punya cara menarik dalam menunjukkan kebesaranNya. Melalui banyak hal, Dia dapat memberikan kita inspirasi untuk tetap menekuni diri sebagai manusia yang bersahaja. Raeni, sosok yang digunakan oleh Tuhan untuk membuka mata banyak orang bahwa keajaiban itu nyata.
- FEB Got Talent 2024 Ajang Promosi Kampus dan Peringatan Dies Natalis Universitas Muria Kudus
- Museum Batik Pekalongan Adakan Lomba Membatik untuk Siswa TK dan SMA
- UNY Beri Pelatihan Digitalisasi UMKM dan Pemandu Wisata Blora
Baca Juga
Raeni adalah salah satu wisudawan terbaik dengan IPK 3,9 di Universitas Negeri Semarang tahun 2014. Bagi Anda yang masih mengingatnya, Raeni saat masih kuliah Jurusan Pendidikan Akuntasi Fakultas Ekonomi Unnes, merupakan anak tukang becak asal Desa Langen Harjo, Kecamatan Kendal, Kabupaten Kendal.
Raeni sekarang tengah menunggu untuk menempuh pendidikan doktoral di Birmingham University, Inggris. Bukan perkara mudah memang mendapatkan kesempatan sebesar itu. Diakuinya, proses pendaftaran di almamaternya saat meraih gelar S2 itu cukup melelahkan. Dia harus melewati beberapa tahap hingga mendapat unconditional offer letter.
"Sebetulnya sudah bisa masuk September 2017, jadi setelah diterima seleksi, sempat masuk shortlist beasiswa dari sana, tapi parsial. Jadi tidak bisa menunjang semua biaya di sana," kata Raeni saat dihubungi, Kamis (8/3).
Tak kurang akal, Raeni kemudian mencoba mengajukan beasiswa LPDP (Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan) dan kembali mengikuti seleksi. Awalnya, dia sempat khawatir karena program S2 yang ditempuhnya hanya setahun.
Dia menilai pengalamannya kurang terkait riset. Namun, berkat upaya dia dan ridhlo dari Tuhan, akhirnya pada tanggal 19 Januari 2018 dia dinyatakan lulus beasiswa lanjutan Magister ke Doktoral Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan Kementrian Keuangan. "Rencananya September berangkat. Mulai kuliah 1 Oktober 2018," katanya.
Kini, dosen di Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Unnes itu hanya menanti keberangkatan dia. Di sela penantian itu, Raeni senantiasa teringat pada becak sang ayah yang telah mengantarkan dirinya hingga seperti ini.
Meski kini tak lagi dikayuh karena ayahnya bekerja menjadi penjaga malam di SMK 1 Kendal, namun Raeni akan berusaha menjaga becak itu tetap ada di rumah.
"Becak itu selalu memotivasi saya untuk terus bekerja dan berbakti kepada orang tua. Saya juga ingin mengabdikan diri untuk negara," ujar dia.
Raeni, perempuan berusia 25 tahun itu, juga senantiasa ingin membahagiakan orang tua. 13 Februari 2018 lalu, dia mampu mengajak kedua orang tuanya, beribadah umroh ke tanah suci.
- Lepas 7.254 Mahasiswa Berangkat KKN, Tahun Ini Undip Punya Program Pengentasan Kemiskinan
- Potensi Kekurangan Jumlah Guru, Lestari Moerdijat: Segera Diatasi dengan Langkah yang Tepat
- Rektor UMS Dapatkan Penghargaan Tokoh Pendidikan Berkemajuan dan Inspiratif