Andy Budiman: Warga Semarang Harus Bangga Punya Profesor AI Berusia Muda

Andy Budiman (kanan) bersama Dhohir Farisi dan Prof Pulung.
Andy Budiman (kanan) bersama Dhohir Farisi dan Prof Pulung.

Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Andy Budiman mengatakan pengukuhan guru besar Universitas Dian Nuswantoro, Prof. Dr. Pulung Nurtantio Andono, S.T., M.Kom. bisa menjadi bagian dari sejarah penting Kota Semarang.


Andy bahkan membeberkan dua alasan tentang pengukuhan Prof Pulung yang dinilai penting.

Pertama karena Prof. Pulung memfokuskan studi aplikasi Artificial Intelligence atau AI. Sebuah ilmu baru yang masih langka dikuasai oleh orang Indonesia. 

“Masa depan peradaban umat manusia akan banyak ditentukan oleh AI termasuk dalam mengatasi berbagai persoalan termasuk konservasi lingkungan sebagaimana yang didalami oleh Profesor Pulung,” kata Andy usai menghadiri pengukuhan guru besar Prof. Pulung di MAC Ballroom, Senin (18/9).

Alasan kedua karena Profesor Pulung meraih gelar tertinggi akademis di usia sangat muda yakni 40 tahun. Ini memperlihatkan kemunculan generasi baru saintis Indonesia yang menguasai bidang-bidang baru dalam hal ini AI, yang akan sangat membantu kemajuan negeri ini di masa depan.

“Kita akan menunggu kontribusi lebih banyak dari Prof. Pulung untuk mengembangkan AI agar diaplikasikan untuk membantu Indonesia dalam menjawab tantangan jaman,” ucap pria yang merupakan calon anggota DPR RI dari PSI dari Dapil Jateng I yang meliputi Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kendal, dan Salatiga. 

Aplikasi AI di masa depan, lanjutnya, akan bisa membantu mendorong efisiensi birokrasi, mengentaskan kemiskinan, hingga mendorong peningkatan kualitas pendidikan. 

“Indonesia perlu lebih banyak saintis dalam bidang AI,” imbuhnya.

Dalam acara itu, Andy Budiman ditemani oleh Dhohir Farisi, suami dari tokoh perempuan NU Yenny Wahid yang juga merupakan sahabat Prof. Pulung.